MINGGU AWAL    (11-16 JULI 2022)

Laporan Minggu I (18 ~ 23 Juni 2022)

Pengantar

REFLEKSI PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA

DI SD NEGERI 7 SUBAGAN

MINGGU I

Pengantar

 

Pelaksanaan pembelajaran Minggu I, 18 – 23 Juli 2022, di SD Negeri 7 Subagan, pada saat upaya sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di kelas I dan IV telah dilakukan. Berbagai pengalaman untuk mendorong para guru, dalam rangka membuka lembaran baru dalam upaya implementasi Kurikulum Merdeka dengan pilihan sekolah pada mode Mandiri Berubah merupakan sebuah tantangan. Refleksi ini memuat deskripsi reflektif kepala sekolah dan guru dalam rangka mengulas kembali hal baik dan hal yang perlu ditingkatkan dari pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka Minggu I.

Tujuan dari pelaksanaan refleksi ini adalah selain untuk kepentingan menyalurkan hobi menulis sekaligus dikaitkan dengan pelaksanaan tugas dalam rangka pengelolaan sekolah dalam kapasitas kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran. Ibarat murid, guru adalah muridnya kepala sekolah dalam perspektif pendidikan orang dewasa yang memerlukan penguatan berkelanjutan sehingga diharapkan berdampak bagi peningkatan hasil belajar yang berdampak pada siswa. Selain itu kegiatan Refleksi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka ini dilaksanakan dalam rangka mendorong guru agar senantiasa belajar secara berkelanjutan, dalam upaya memahami peserta didik, beserta tindak lanjutnya ketika mengimplementasikan pembelajaran.

Refleksi Kepala Sekolah

Secara umum Refleksi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka terhadap pengalaman seminggu dari upaya memulai aksi nyata Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:

a. Inisiatif untuk menyelenggarakan tugas tambahan seperti mengadakan kegiatan senam setiap pagi, setiap hari untuk mendukung kebugaran tubuh sebelum melaksanakan tugas, menciptakan situasi menyenangkan sebelum siswa belajar di kelas

b. Inisiatif untuk mempersiapkan siswa dalam merayakan event Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia di bulan Agustus, seperti latihan gerak jalan

Refleksi Lisan

Selain refleksi umum di atas berikut secara mengkhusus, telah dilakukan refleksi individual kepada beberapa guru yang mana penulis menemukan beberapa hal:

 Refleksi Tertulis

Secara mengkhusus Refleksi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka terhadap beberapa guru juga telah melakukan refleksi individual atas perasaan, pengalaman dan pemikirannya dalam pelaksanaan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Kegiatan ini dilaksanakan dengan fasilitasi pertanyaan pemantik oleh kepala sekolah pada Minggu I.  Seperti I Gusti Ngurah Parnama (Guru Kelas IV) sudah memberikan tanggapan atas beberapa pertanyaan reflektif yang kepala sekolah ajukan, yaitu:

 

Penyusunan Perangkat Ajar

 

Menurut saya bagian yang paling menarik dalam menyusun RPP/Modul ajar adalah disaat menyusun tujuan pembelajaran. Di mana menyusun tujuan pembelajaran menyesuaikan dengan analisis capaian pembelajaran yang telah kita susun sebelumnya. Menyusun tujuan pembelajaran yang benar, terstruktur dan lengkap sangat penting  bagi guru untuk memilih materi ajar, strategi, model, metode dan media pembelajaran yang digunakan saat KBM berlangsung. Terdapat 4 unsur pokok yang ada pada perumusan tujuan pembelajaran, 4 unsur ini disingkat menjadi ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Dalam perumusan tujuan pembelajaran behavior atau aktivitas siswa ditulis menggunakan kata kerja operasional (KKO), misalnya memahami, menuliskan, membaca, menelaah, menerapkan, dan lainnya. Dan diusahakan agar jangan menggunakan kata” Dengan penjelasan guru”. karena setiap aktivitas pembelajaran akan selalu ada penjelasan guru/ceramah dari guru. Sebagai contoh yang bisa saya buat untuk tujuan pembelajaran adalah : Dengan menyimak teks narasi yang dibacakan guru siswa dapat menemukan ide pokok dalam setiap paragraf dengan benar.

 

Menurut saya bagian yang paling saya sukai dalam menyusun RPP/modul merdeka adalah bentuk RPP yang simple dan praktis. Yang mana RPP disusun secara mingguan. RPP yang disusun secara harian akan membuat saya kelabakan, karena harus tiap hari menyusun RPP. Belum lagi mempersiapkan bahan ajar maupun sarana prasarana yang cocok untuk aktivitas mengajar. RPP secara mingguan akan menghemat waktu guru dalam membuat perencanaan. Pertanyaan Pemantik merupakan hal yang saya sukai. Pertanyaan pemantik adalah sebuah pertanyaan yang digunakan untuk meningkatkan partisipasi pendengar dan membuat pendengar dapat masuk ke dalam topik yang sedang dibicarakan. Kita dapat menggunakan pertanyaan pemantik dalam berbagai kegiatan. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas pertanyaan pemantik sangat diperlukan. Salah satunya digunakan untuk memanggil ingatan para siswa terkait dengan materi yang akan dipelajari.

 

Menurut saya bagian yang perlu disempurnakan adalah bagian dari langkah-langkah kegiatan inti pada proses KBM per mata pelajaran.  Bagaimana menyusun langkah-langkah KBM yang menggambarkan kegiatan siswa yang aktif dan kegiatan guru yang kreatif dalam menciptakan KBM yang baik. Bagaimana menyusun kegiatan  KBM yang berdiferensiasi. Hal yang perlu disempurnakan lagi adalah bagaimana menyusun modul proyek P5. Serta bagaimana pelaksanaannya dalam menerapkan proyek P5 tersebut. Ini yang menjadi kendala bagi saya untuk pelaksanaan modul proyek P5 tersebut.

 

RPP yang saya susun belum terlihat/masih ambigu dalam mengenali karakteristik siswa. Mengapa seperti itu? Diawal tahun ajaran baru ini saya sebagai guru masih menjajagi, masih tahap mengenal karakteristik siswa dalam belajar. Sehingga KBM yang tertera dalam RPP masih bersifat klasikal.

 

Usaha untuk menerapkan disiplin positif sudah terlihat pada RPP yang saya susun, terutama pada kegiatan awal sekolah dan kegiatan pendahuluan. Pada kegiatan awal sudah terlihat kegiatan membersihkan kelas dan halaman sesuai dengan pembagian tugas piket. Kalau hal ini tidak dilaksanakan maka guru akan melaksanakan pembinaan dengan menerapkan disiplin positif.

 

Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan

 

Hal menarik yang telah saya laksanakan adalah ketika memulai pelajaran dengan mengajukan pertanyaan pemantik kepada siswa. Siswa dengan antusias menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kadang-kadang jawaban siswa membuat saya tertawa dalam hati, dan cukup menggelitik. Nah itulah dunia anak. Saya sebagai guru kembali mempertegas jawaban siswa agar lebih mengerucut ke arah materi yang akan saya berikan kepada siswa. Saya cukup bingung juga dengan pertanyaan pemantik dan pemberian apersepsi yang sering saya gunakan selama ini. Apakah dengan memberikan pertanyaan pemantik bisa digabungkan dengan apersepsi?

 

Hal yang paling saya suka adalah ketika siswa dapat dengan cepat menyerap materi pelajaran yang saya berikan. Apakah mungkin karena materi yang saya berikan sudah pernah dipelajari di kelas 3. Karena penerapan kurikulum merdeka ini dilaksanakan secara menyeluruh di kelas 4 pada fase B. Sebab kelas 3 belum melaksanakan kurikulum merdeka belajar. Jadinya CP pada fase B diborong pada kelas 4.

 

Menurut saya bagian yang paling saya puas adalah ketika pelaksanaan kegiatan numerasi. Dimana siswa dengan cepat untuk menghafal perkalian 2 dan 3, apalagi dengan perkalian 9 menggunakan bantuan jari-jari tangan. Berbeda dengan kelas 4 yang dulu agak lambat dalam menghafal dan memahami perkalian. Mungkin setiap tahun karakteristik siswa bergelombang ada pasang surut dalam setiap perkembangannya. Yang membuat saya agak kecewa adalah ketika kegiatan literasi siswa agak malas untuk membaca dan memahami isi bacaan, apalagi untuk menceritakan secara lisan apa yang dibacanya. Apakah ada yang bisa membantu bagaimana trik-trik untuk kegiatan literasi agar bisa diserap dengan baik oleh siswa??

 

Usaha kegiatan literasi yang saya lakukan adalah memberikan kebebasan siswa untuk memilih buku yang disukai baik di pojok baca ataupun pinjam di perpustakaan. Tetapi selama ini belum secara maksimal anak untuk membaca . Banyak yang hanya sekedar melihat gambar-gambar saja. Dan ada pula sampai anak lupa atau tidak tahu judul buku yang dibacanya. Untuk itu saya berusaha untuk menanyakan pada setiap anak judul buku yang dibaca dan isi buku secara singkat.

 

Seperti pada penjelasan di atas kegiatan numerasi adalah menjawab perkalian yang paling dikuasai anak pada saat sebelum masuk kelas. Anak merasa senang ketika siswa bisa menjawab pertanyaan dengan baik sesuai dengan kemampuannya. Setelah siswa ada di dalam kelas siswa saya wajibkan untuk menghafal perkalian 2 dan 3 sampai lancar. Dan itu saya lakukan berulang-ulang agar siswa menjadi terbiasa. Selama seminggu ini anak-anak sangat antusias mengikuti numerasi. Rencana selanjutnya kegiatan numerasi saya laksanakan tidak hanya perkalian tetapi juga pada pembagian, penjumlahan dan pengurangan.

 

Pelaksanaan disiplin positif pada anak kami laksanakan ketika ada permasalahan pada anak. Sebelum pelaksanaan disiplin positif terlebih dahulu kami telah melaksanakan kesepakatan kelas dengan siswa kelas 4. Permasalahan yang sering terjadi pada siswa kelas 4 semenjak ada siswa baru pindahan dari SD N 1 P****. Ternyata setelah diamati, siswa baru ini mempunyai karakteristik yang cukup nakal, sering usil dengan teman, suka mengejek, berkata kasar, suka membully, tidak pernah diam di bangkunya. Makanya di sekolah lama sering banyak masalah. Karena itu orang tuanya memindahkan anak tersebut ke SDN 7 Subagan berharap mendapat pembinaan yang baik, walaupun tempat tinggalnya jauh dari SDN 7 Subagan. Yah namanya sudah karakter anak tetap tidak akan berubah perilakunya, walaupun sudah diberikan teguran, pembinaan dan langsung memanggil ibunya untuk kami ajak berdiskusi masalah anak tersebut.  Disiplin positif yang kami dapatkan dari pelatihan PMM sudah kami terapkan, tidak juga membuat karakter anak tersebut berubah. Apakah mungkin disiplin positif hanya bisa diterapkan pada anak yang rata-rata normal? Entahlah…yang penting kami sudah bersabar, mengubah perilaku pembinaan dari posisi kontrol pemberi hukuman menjadi posisi kontrol manajer dalam membina anak. Karakter anak yang diajak bermasalah adalah anak yang mempunyai karakter sensitive, mudah marah, cepat tersinggung. Tetapi anak tersebut cepat mengerti setelah kami berikan pembinaan dengan posisi kontrol disiplin positif.

 

Lembaran Komitmen sekolah sudah kami sebar pada orang tua siswa waktu rapat orang tua siswa kelas 4. dan juga print out komitmen sudah kami bagikan kepada siswa kelas 4. Tetapi anak belum mengirim foto komitmen lewat wa.  Tetapi setiap pelajaran/kegiatan kbm dimulai kami selaku guru tetap menanyakan bagaimana pelaksanaan komitmen diterapkan. Selalu mengingatkan siswa untuk melaksanakan komitmen serta menulis kegiatan di rumah pada buku jurnal.

 

Membiasakan anak tentang peduli sampah plastik sudah sering kami ingatkan kepada anak. Bahwa sampah plastik susah diuraikan dan akan mencemari lingkungan untuk selamanya. Maka dari itu kami sebagai guru sudah mengingatkan siswa untuk memilah sampah sesuai dengan tong sampah yang ada di depan kelas 4. Anak sudah terlihat sudah membuang sampah sesuai dengan tempat. Sampah organik seperti daun ditaruh pada tong sampah berwarna hijau. Sampah plastic ditaruh pada tong berwarna kuning. Dan sampah yang berbahaya seperti paku, besi, kaca ditaruh pada tong sampah berwarna merah.

 

Hal yang perlu ditingkatkan dari  belajar minggu ini adalah bahan ajar. Kami merasa agak sulit untuk mencari sumber /bahan ajar yang sesuai dengan indikator pada analisis CP. Bahan ajar perlu agar siswa dapat dijadikan referensi, bahan bacaan yang sesuai analisis CP.  Selama ini bahan ajar yang kami dapatkan tidak sesuai dengan CP pada analisis. Baik dari membeli ataupun dari download. Ibaratnya membeli kucing dalam karung ternyata isinya lain. Disamping itu yang perlu ditingkatkan lagi adalah strategi pembelajaran yang berdiperensiasi. Ada anak yang cepat ada pula anak yang lambat. Mungkin kami sudah terbiasa mengajar dengan cara klasikal yang mana menganggap semua kecepatan siswa belajar sama. Rubrik penilaian perlu juga  tingkatkan untuk dapat menilai kemampuan dan daya serap siswa.

 

Hal baik yang akan kami lanjutkan dari kegiatan kbm minggu ini adalah kegiatan literasi, numerasi, dan disiplin positif siswa. Mudah-mudahan dengan usaha yang terus menerus akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Lebih baik mencoba daripada tidak berbuat sama sekali.

 

●     Mohon dibimbing cara menangani anak yang bermasalah.

●     Mohon diberikan cara / strategi mengajar yang mengaktifkan siswa

●     Mohon diberikan cara asesmen pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum merdeka.

●     Mungkin bisa diberikan suatu contoh model mengajar yang mengaktifkan siswa.

â—Ź Mohon bimbingan dalam menyusun modul proyek P5 yang praktis serta gampang penerapannya pada anak.

 

Sementara, menurut Ni Nengah Tunjung sebagai guru pengampu Kelas VI menginformasikan terkait tanggapan atas beberapa pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:

 

Penyusunan Perangkat Ajar

 

Hal yang paling menarik dalam menyusun RPP adalah  kita ketahui bersama  merancang RPP yang paling efektif membutuhkan waktu, kepandaian, dan pemahaman akan tujuan dan kemampuan para siswa kita. Tujuannya, sama seperti semua pengajaran, adalah memotivasi para siswa untuk memahami apa yang kita ajarkan dan menguasainya sebaik mungkin. Membuat RPP sangat penting sebagai panduan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Dengan RPP yang tersusun secara baik dan sistematis, pembelajaran dapat berlangsung secara lebih sistematis, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa dan dari sinilah akan terlihat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelasnya. Oleh karenanya menurut hemat saya itulah pertimbangan-pertimbangan yang sangat menarik yang membutuhkan kemampuan/kreativitas khusus dari masing-masing guru.

 

Perkembangan teknologi informasi memungkinkan kita sebagai guru untuk melakukan pekerjaan rutinitas dengan lebih mudah, dan inilah yang saya suka dalam menyusun RPP diera digital saat ini. Demikian juga kiranya kita sebagai guru dituntut untuk memanfaatkan peluang digital dalam memudahkan pelaksanaan tugas harian. Seperti saat ini, di era yang sering didengungkan sebagai era digital, sebagai guru kita dapat memanfaatkan potensi dunia maya dalam upaya melakukan efisiensi (waktu,biaya dan tenaga) dalam penyelesaian tugas harian seperti membuat administrasi pendidikan yang merupakan tugas pokok dan rutinitas wajib bagi guru.

 

 

RPP yang sekarang kita gunakan sudah sangat simpel yang hanya memuat tiga komponen saja dibandingkan dengan sebelumnya, oleh karenanya menurut pribadi saya itu sudah sangat efektif dan efisien. RPP wajib dimiliki guru sebagai bagian dari perangkat mengajar. RPP menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai rambu-rambu yang ditetapkan. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan Kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Kunci dari cara membuat RPP yang baik dan benar adalah tenaga pendidik harus menyesuaikan dengan kompetensi dasar dan memahami betul apa saja komponen RPP yang wajib ada. RPP harus memuat penjelasan singkat, padat, dan jelas. RPP bisa dibaca dan dimengerti oleh siapa saja, mampu menggambarkan prosedur yang tepat, melibatkan tiga aspek penting seperti kognitif, afektif, dan psikomotor, memuat audience, behavior, condition, dan degree,serta mampu berorientasi pada produk yang akan dihasilkan.

 

 

Penting bagi guru untuk dapat mengenali dan memahami karakteristik peserta didik. Salah satu manfaat ketika guru mengenali dan memahami karakter siswa adalah proses belajar mengajar yang berlangsung akan lebih bermakna. Siswa belajar dan mengerjakan tugasnya biasanya dipengaruhi karakterteristik peserta didik, termasuk cara berinteraksi dengan lingkungan. Perlu diketahui, pengertian karakter siswa juga mencakup latar belakang dan pengalaman yang berpengaruh pada efektivitas proses belajar. Karakter siswa juga tampak dari cara berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal. Memperhatikan bagaimana siswa berkomunikasi ,aktif dalam diskusi,hingga bagaimana tingkat kesulitan dalam mengerjakan tugas. Karakteristik dapat juga diamati dari perilaku, apakah relatif tenang,,mengganggu kelas,dan seterusnya. Jadi disini saya sebagai guru bisa melihat karakter dari saat mengerjakan tugas,ketika diajak berinteraksi/Tanya jawab pelajaran dan masih banyak lagi.

 

 

Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,kesetiaan,keteraturan, dan ketertiban. Jadi disiplin positif yang sudah saya terapkan dalam RPP adalah dari Kegiatan awal dimana anak-anak sudah dikondisikan melakukan pembiasaan baik yang religius seperti berdoa, membersihkan kelas secara bergotong royong, selanjutnya hormat bendera, dan memberi salam. Yang mana ini sudah merupakan Kegiatan rutin setiap harinya.

 

Proses Pembelajaran yang telah dilaksanakan

 

 

Setiap guru ingin siswa aktif mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah adalah wujud semangat dan antusiasme mengikuti pembelajaran, siswa yang aktif di dalam kelas dapat dijadikan indikator bahwa mereka sudah siap mengikuti pembelajaran. Jadi semangat dan antusiasme siswa adalah point pertama perhatian saya dalam pembelajaran.

 

 

Menjadi guru favorit mungkin adalah dambaan bagi setiap guru di dunia. Menjadi guru bukanlah tugas yang mudah. Seorang guru tidak hanya dituntut untuk bisa mengajar ilmu, tetapi juga harus menjadi teladan yang baik bagi anak didiknya. Terlebih jika bisa menjadi guru favorit yang disukai para siswa. Intinya adalah guru akan sangat suka apabila dalam proses pembelajaran para siswanya mampu menunjukkan sikap positif yang pernah diajarkan oleh gurunya.

 

 

Pendidikan menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi Kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Pembelajaran merupakan suatu Kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik, aktif bertanya, mengemukakan gagasan dan mampu berinovasi. Peran aktif siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Jadi yang membuat saya senang dan puas ketika siswa mampu berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

 

 

Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat dan canggih, bisa kita lihat bahwa kesadaran akan betapa pentingnya membaca dikalangan anak kecil sampai dewasa semakin menurun. Padahal banyak sekali manfaat yang akan kita dapatkan dari membaca sebuah buku. Dengan membaca kita memperoleh informasi secara detail maupun tersirat. Selain itu Kegiatan membaca adalah cara yang paling efektif untuk menggali ingatan yang sebelumnya kita miliki, Mengingat begitu pentingnya manfaat membaca kami menggunakan berbagai cara efektif agar anak merasa senang untuk membaca seperti membebaskan anak memilih buku sesukanya, memperbanyak buku yang bergambar, memberi kebebasan untuk mengemukakan sedikit pendapatnya tentang pemahaman terhadap buku yang telah dibacanya dan Kegiatan lainnya yang lebih variatif.

Literasi numerasi merupakan kemampuan menggunakan angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.Sekolah salah satu tempat atau sarana bagi peserta didik untuk mengenal dan meningkatkan ketrampilan numerasi. Secara eksplisit ketrampilan literasi numerasi ini diajarkan melalui mata pelajaran matematika. Adapun untuk meningkatkan dan membuat anak senang ketika kegiatan literasi numerasi di kelas diperlukan kekreatifitasan guru. Dimana guru harus pintar dan kreatif untuk menghubungkan konsep literasi numerasi dengan literasi yang lain. Guru juga dituntut untuk dapat membaca,memilah,serta membawa materi ke bentuk aplikasi yang sesuai. Jika ini dapat diterapkan dengan baik tentu nilai kompetensi dasar numerasi akan maksimal, serta mampu memahami konsep dan penerapan matematika dalam muatan pelajaran lain dan dalam kehidupan sehari-hari

 

 

Salah satu harapan banyak orang tua adalah untuk membangun kedisiplinan pada anak. Salah satu cara yang lebih baik dalam mengajarkan sikap disiplin pada anak yaitu dengan menerapkan disiplin positif. Disiplin positif merupakan suatu cara penerapan disiplin tanpa kekerasan dan ancaman yang dalam prakteknya melibatkan komunikasi tentang perilaku yang efektif antara orang tua dan anak. Dalam penerapan disiplin positif, anak diajarkan untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka. Selain itu disiplin positif mengajarkan anak tanggung jawab serta rasa hormat dalam berinteraksi dengan lingkungan. Sebagai langkah awal untuk penerapan budaya disiplin positif, bisa dimulai dengan membuat kesepakatan kelas.

 

 

Untuk mengembangkan pendidikan karakter salah satunya dikembangkan budaya disiplin positif di lingkungan sekolah. Budaya positif yang dikembangkan di sekolah berisi kebiasaan yang disepakati bersama orang tua untuk dijalankan dalam waktu yang lama.Jika kebiasaan positif sudah membudaya maka nilai karakter yang diharapkan akan terbentuk pada diri murid. Dan apabila budaya positif berkembang dengan baik maka akan dapat membangun kerjasama yang baik antara murid,guru dan orang tua. Menumbuhkan kesadaran dalam melakukan hal baik, murid terbiasa dengan pola hidup teratur, mengembangkan kepercayaan diri dan tanggung jawab bersama, membangun karakteristik siswa, kegotongroyongan, dan kerjasama antara guru,murid dan orang tua, menumbuh kembangkan motivasi intrinsic anak .Disiplin positif dapat dilaksanakan melalui komitmen siswa bersama orang tua .

 

 

Perilaku peduli sampah plastik dan memilah sampah di Indonesia ternyata masih buruk. Masyarakat masih sulit membiasakan diri membuang sampah sesuai jenis, Padahal memilah sampah penting agar sampah dapat kembali dimanfaatkan menjadi barang yang bernilai guna. Sikap peduli lingkungan harus dipupuk sejak dini. Harapannya agar anak memiliki kesadaran untuk mengendalikan sampah terutama plastic. Namun kesadaran bukanlah sesuatu yang tumbuh dengan sendirinya. Itu sebabnya dibutuhkan pengenalan dan pembiasaan dari orang tua dan guru di sekolah. Orang tua dan guru dapat membiasakan anak sedari kecil untuk lebih “melek”terhadap lingkungan terutama sampah plastic,membantu anak lebih memahami pentingnya menjaga lingkungan, melibatkan anak dalam Kegiatan yang meningkatkan kesadaran mengelola sampah plastic dan Kegiatan lainnya yang menunjukkan kepedulian lingkungan.

 

 

Sebagai sosok yang punya peran besar di kelas guru berperan penting dalam penentuan kualitas pendidikan bangsa. Akan tetapi guru juga manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Agar proses belajar jadi lancar serta meningkat solusinya adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang lebih matang,menggunakan metoda yang lebih variatif, lebih sering ajak anak melakukan Kegiatan nyata diluar kelas dan Kegiatan lainnya yang membuat anak mampu melakukan sendiri agar lebih lama ingat dan bermakna dalam hidupnya.

 

 

Hal yang perlu ditingkatkan dalam praktik baik saat pembelajaran adalah di era digital saat ini diperlukan sebuah sistem informasi sekolah yang efektif dan efisien. Manajemen sekolah, aktivitas guru, informasi siswa dan hubungan wali murid harus menjadi lebih baik.Sistem informasi sekolah harus terintegrasi sehingga dapat diakses oleh semua anggota sekolah, selain itu pemberdayaan anak dalam pembelajaran juga harus lebih ditingkatkan agar anak mampu mengalami sendiri apa yang mereka sedang pelajari sehingga lebih bermakna bagi dirinya sendiri.

 

 

Salah satu indikator keberhasilan kepemimpinan seorang kepala sekolah diukur dari mutu pendidikan yang ada di sekolah yang dipimpinnya. Pengertian mutu mencakup input,proses dan output pendidikan. Input pendidikan mencakup segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah yang dapat diukur dari kualitasnya sedangkan proses pendidikan yang bermutu ditentukan oleh berbagai unsur dinamis yang ada di sekolah dan lingkungan sebagai satu kesatuan. Disini peran kepala sekolah sangat banyak diantaranya membimbing guru dalam menyusun pembelajaran, melaksanakan, selanjutnya memberikan motivasi dan masukan-masukan yang lebih bermakna agar pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal dan bermakna bagi anak itu sendiri dan pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.

 

Tidak ketinggalan Ibu Ni Nengah Suartini juga telah memberikan respon atas beberapa pertanyaan reflektif tertulis sebagai berikut:

 

 Penyusunan Perangkat Ajar

 

Setelah saya cermati, bagian yang paling menarik dari RPP yang telah saya susun yakni pada bagian Menyusun pertanyaan pemantik. Dimana pada bagian pertanyaan pemantik yang telah saya buat untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik. Pertanyaan pemantik memandu siswa untuk memperoleh pemahaman bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran. Contohnya pada RPP ini dalam pembelajaran agama hindu, guru dapat mendorong pertanyaan pemantik sebagai berikut:

1.  Apa yang kalian ketahui tentang ciptaan Sang Hyang Widhi?

2.  Apa yang  kalian bisa lakukan dengan makhluk hidup ciptaan Sang Hyang Widhi?

 

Setelah saya cermati, bagian yang paling saya sukai yaitu pada kegiatan pembelajaran, urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dituangkan secara konkret, disertakan opsi/pembelajaran alternatif dan Langkah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa. Pada RPP yang saya susun Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara berurutan sesuai dengan durasi waktu yang direncanakan, meliputi tiga tahap yakni pendahuluan, inti, dan penutup yang berbasis metode pembelajaran.

 

Bagian yang perlu saya sempurnakan dalam RPP yang saya buat yakni, dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Dimana pada bagian menyusun tujuan pembelajaran yang benar, terstruktur dan lengkap sangat penting  bagi guru untuk memilih materi ajar, strategi, model, metode dan media pembelajaran yang digunakan saat KBM berlangsung. Terdapat 4 unsur pokok yang ada pada perumusan tujuan pembelajaran, 4 unsur ini disingkat menjadi ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Dalam hal ini saya terkendala saat merumuskan tujuan pembelajaran agar sesuai dengan ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree).

 

Dari RPP yang saya susun belum mencerminkan usaha mengenali karakteristik siswa.  Karena pada awal tahun ajaran baru saya masih proses mengenal siswa dalam belajar.

 

Dalam RPP ini usaha untuk menerapkan disiplin positif sudah terlihat pada RPP yang saya susun yaitu pada kegiatan awal pembelajaran. Pada kegiatan ini sudah terlihat kegiatan persembahyangan, membersihkan kelas dan halaman sesuai dengan pembagian tugas piket. Dengan demikian kita sebagai guru bisa menerapkan disiplin positif terhadap anak didik kita.

 

Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan

 

 

Dalam proses pembelajaran, Hal menarik yang telah saya laksanakan adalah ketika memberikan pertanyaan pemahaman awal siswa. Siswa dengan antusias menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini pertanyaan pemantik digunakan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

 

Hal yang paling saya sukai dalam melaksanakan pembelajaran yakni pada saat pemberian metode tanya jawab. Dalam hal ini siswa mengemukakan pendapatnya dalam menjawab pertanyaan yang saya berikan. Meskipun masih ada beberapa siswa yang malu untuk mengangkat tangan menjawab pertanyaan. Bahkan malu untuk mengeluarkan pendapatnya. Disney tugas saya sebagai seorang guru yakni selalu membimbing siswa dengan keadaan seperti itu, agar siswa mampu berani dalam memberikan pendapat atau menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

 

Pada proses pembelajaran bagian yang saya merasa puas dengan proses dan respon siswa saat belajar yakni pada pemberian diskusi kelompok. Dimana siswa diberikan tugas untuk diskusi, dan siswa antusias berdiskusi dengan temannya. Disana sudah terlihat bentuk Kerjasama dari siswa tersebut. Meskipun tidak menutup kemungkinan siswa masih ada yg hanya diam tanpa mengerjakan apa-apa saat temannya berdiskusi. Dalam hal ini saya menemukan di kelas I , ada siswa yang tidak ikut berdiskusi dan bahkan hanya diam. Saya sebagai guru memberikan perhatian dan bimbingan khusus agar siswa tersebut mampu beradaptasi dan bekerjasama dengan temannya.

 

 

Usaha yang saya lakukan agar anak senang ketika pelaksanaan literasi di kelas masing-masing yaitu siswa saya tugaskan untuk memilih buku di perpustakaan baik itu buku cerita atau buku yang lainnya, sesuai dengan minat siswa. Jika sudah memilih saya meminta siswa untuk membaca dan menuliskan kembali isi bacaannya secara singkat. Dengan hal ini siswa akan berusaha untuk membaca bukan hanya sekedar melihat gambar saja atau hanya membuka halaman-halaman buku itu.

 

Pelaksanaan numerasi di kelas yang paling disukai oleh anak yakni untuk kelas bawah contohnya kelas II kegiatan numerasi yang disukai yaitu melakukan penjumlahan. Dimana siswa dengan antusias melaksanakan pembelajaran perhitungan penjumlahan bisa dengan menggunakan media potongan pipet atau media yang lainnya.

 

Cara saya melaksanakan disiplin positif pada anak terutama pada kesepakatan kelas yakni sebelum proses pembelajaran saya bersama siswa membuat kesepakatan kelas diantaranya datang tepat waktu, tidak bolos sekolah dan saat pembelajaran tidak ada yang usil atau mengganggu teman yang lainnya.

 

 

Cara saya melaksanakan disiplin positif pada anak terutama tentang komitmen siswa Bersama orangtua yakni Selalu mengingatkan siswa untuk melaksanakan komitmen serta menulis kegiatan di rumah pada buku jurnal.

 

Saya mulai membiasakan anak tentang peduli sampah plastic dan kegiatan pemilahan sampah yaitu dengan cara menghimbau siswa untuk selalu membuang sampah pada tempatnya. Dalam hal ini tempat pembuangan sampah itu harus sudah berbeda antara tempat sampah organic maupun anorganik. Agar pada saat siswa membuang sampah siswa sudah tahu memilah antara sampah plastic dan sampah yang bukan sampah plastic.

 

Yang perlu ditingkatkan dari proses belajar minggu ini yaitu dalam memilih strategi atau model pembelajaran. Dimana dalam hal ini agar siswa lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Selain itu juga untuk kurikulum baru ini perlunya bahan ajar yang memadai untuk siswa. Keterbatasannya materi ajar dengan kurikulum baru membuat saya terkendala dalam mencari materi ajar. Perlu ditingkatkan dalam mencari referensi lebih banyak lagi agar mendapatkan materi ajar yang sesuai dengan CP dan sesuai dengan kurikulum merdeka ini.

 

Kegiatan praktik yang baik saat pembelajaran minggu ini yaitu dalam kegiatan positif siswa. Kegiatan positif siswa dilakukan agar karakter siswa terbentuk. Maka dari itu saya sebagai guru tidak henti-hentinya memberikan bimbingan kepada siswa agar siswa mampu dalam melaksanakan kegiatan disiplin positif siswa.

 

Mohon bimbingan dalam memilih strategi mengajar agar siswa bisa lebih aktif dalam pembelajaran. Selain itu mohon bimbingan cara asesmen pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum merdeka.

 

Sebagai bentuk tanggapan dan umpan balik kepada guru yang telah melakukan refleksi, telah dilaksanakan melalui Grup Whatsapp, seperti gambar di bawah ini:

Penutup

 

Demikianlah Refleksi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka Minggu I, 18 – 23 Juli 2022 yang telah dilaksanakan di SD Negeri 7 Subagan. Refleksi kedua setelah refleksi awal (Minggu Awal Tahun Pelajaran 2022/20223) ini merupakan upaya yang dilaksanakan dalam rangka memberikan apresiasi, penguatan yang secara intensif yang direncanakan akan dilaksanakan secara berkelanjutan. Dukungan bagi konsistensi pelaksanaan refleksi ini secara mingguan sangat diharapkan, dalam rangka memotivasi diri kepala sekolah untuk melaksanakan tugas pokoknya ini dengan bersemangat. Semangat kepala sekolah dalam melaksanakan refleksi berkelanjutan ini atas inisiatif dan kemandirian akan membawa dampak bagi semangat kawan-kawan guru bersemangat pula dalam melaksanakan prinsip-prinsip merdeka di kelasnya.


Pedoman

JADWAL PELAJARAN 2022,2023.xlsx - Jadwal Pelajaran.pdf

JADWAL PELAJARAN

Dokumentasi

Kegiatan Upacara Bendera

Kegiatan Senam Pagi

Kegiatan Literasi & Numerasi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Minggu II (25 ~ 29 Juni 2022)

MODUL AJAR MINGGU 2 KELAS 1.docx

Kelas I

Kelas II

RPP MINGGUAN PERTEMUAN 2 KELAS 3.docx

Kelas III

MODUL AJAR MINGGU II KELAS 4.docx

Kelas IV

RPP Kelas 5 Tema 1.2.doc

Kelas V

RPP KELAS 6 MINGGU 2.docx

Kelas VI

RPP AGAMA HINDU & BUDI PEKERTI

PERTEMUAN 2 RPP KELAS 1.docx

Kelas I

PERTEMUAN 2 RPP KELAS 2.docx

Kelas II

PERTEMUAN 2 RPP KELAS 3.docx

Kelas III

RPP PJOK

MODUL AJAR MINGGU I KELAS 1 pjok.docx

Kelas I

MODUL AJAR MINGGU I KELAS 2 pjok - Copy (3).docx

Kelas II

MODUL AJAR MINGGU I KELAS 3 pjok - Copy (4).docx

Kelas III

MODUL AJAR MINGGU I KELAS 4 pjok.docx

Kelas IV

MODUL AJAR MINGGU I KELAS 5 pjok - Copy.docx

Kelas V

MODUL AJAR MINGGU I KELAS 6 pjok - Copy (2).docx

Kelas VI