MINGGU XVIII (28 NOP- 03 DES 2022)

Laporan Minggu XVIII (28 Nopember~ 03 Desember 2022)


REFLEKSI PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN 

PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA 

DI SD NEGERI 7 SUBAGAN

MINGGU XVIII


A. Pengantar

Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Minggu XVII (21 - 26 Nopember 2022) bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Guru ke 77.  Guru dalam sejarahnya memiliki peran yang sangat besar dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.  Dikutip dari pgri.id, organisasi perjuangan guruguru pribumi pada zaman Belanda berdiri pada tahun 1912, dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Latar belakang guru berbeda-beda sesuai konteks saat itu yang bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat. Waktu itu, guru pribumi tidak bernasib baik, karena susahnya mendapatkan pengakuan baik status karir, sosial dengan keberagaman latar belakang pendidikan.

Perkembangan sejarah organisasi guru selanjutnya menjadi Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambacthsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogree Kweekschool Baond (HKSB), disamping organisasi guru yang bercorak keagamaan dan kebangsaan. Hingga banyak pula organisasi guru yang dibentuk zaman itu seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.

Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh, mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat oleh orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kemerdekaan.


Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka”.  Pada 1932, nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia. Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas. 


Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta. Melalui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Di dalam kongres inilah, pada 25 November 1945, 100 hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, PGRI didirikan. Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tengah bau mesin pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan:


1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.

2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dasar-dasar kerakyatan.

3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.


Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah PGRI. Jiwa pengabdian, tekad perjuangan, dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, PGRI tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, dan independen.


Setelah menempuh perjuangan yang sangat lama, sejak tahun 1994, tanggal 25 Nopember diperingati sebagai Hari Guru Nasional, sebagai upaya pemerintah memberi penghormatan kepada profesi guru. Hal itu ditandai dengan dikeluarkannya  Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun. 

C. Refleksi

Pengakuan terhadap profesi guru juga dikuatkan dengan diterbitkannya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2000, yang memberi regulasi terkait penetapan guru sebagai jabatan profesi yang selanjutnya dihargai dengan peningkatan kesejahteraan guru dalam bentuk pembayaran tunjangan sertifikasi guru. Berbagai upaya menghargai profesi guru tersebut terus dikumandangkan pemerintah pusat, yang sejalan dengan niat mulai bangsa dalam upaya menghargai pendidikan sebagai garda terdepan dalam memperjuang kualitas sumber daya manusia. Cita-cita tersebut sebagaimana termuat dalam Mukadimah Undang-undang Dasar 1945, bahwa salah satu tujuan bangsa adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, merupakan komitmen bangsa untuk menempatkan pendidikan dalam ranah yang paling prioritas. Hal ini juga tercermin dari isi Undang-undang Sisdiknas yang mengharuskan negara mengalokasikan 20% dari anggarannya untuk pengelolaan pendidikan. 

Ternyata semua itu tidak mudah, upaya untuk memenuhi visi dan misi bangsa itu, tetap saja menghadapi rintangan. Tantangan dalam mewujudkan sertifikasi guru, kemauan dan kemampuan negara dalam mengalokasikan 20% anggaran untuk pendidikan tidak mudah. Demikian pula upaya melaksanakan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tetang peringatan hari lahir PGRI sebagai Hari Guru Nasional, tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal yang sangat sederhan adalah peringatan Hari Guru Nasional yang semestinya dilaksanakan setiap tanggal 25 Nopember setiap tahun, tidak berjalan sebagaimana mestinya. 

Hal ini pantas menjadi renungan kita bersama antar sesama insan pendidik yang tergabung dalam organisasi PGRI yang hari lahirnya telah ditetapkan oleh pemerintah setiap tanggal 25 Nopember. Karena sesuatu dan lain hal, di beberapa daerah peringatannya sengaja diundur. Alasannya memang rasional, semisal untuk menghemat anggaran, maka peringatannya disinkronkan dengan Hari KORPRI. Secara sepintas, memang keberadaannya tidak terlalu mengganggu, tetapi coba kita renungkan kembali. Tanggal 25 Nopember 1945, tepat 100 hari setelah kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, merupakan hari istimewa bagi guru. 

Makna filosofis dan kesakralan, dari tanggal 25 Nopember merupakan puncak dari dinamika pergolakan semangat guru dalam membidani upaya-upaya perjuangan di era kemerdekaan dulu. Tanggal 25 Nopember merupakan hari keramat bagi kebesaran cita-cita bangsa untuk mewujudkan cita-citanya dalam mempertahankan kemerdekaan. Guru mungkin tidak berperang bertaruh nyawa untuk merebut kemerdekaan, tetapi gurulah yang telah mencerdaskan dan membuka mata para pejuang dan tokoh-tokoh kemerdekaan. Guru-guru zaman itu, dengan segenap kesederhanaan dan keiklasannya telah bergtong-royong memberi kemampuan baca tulis dan wawasan kepada para perintis kemerdekaan bangsa waktu itu. Bahkan banyak tokoh pejuang perintis kemerdekaan berprofesi sebagai guru, yang terkadang rela terjun berjuang mengangkat senjata untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Sejarah panjang perjuangan guru untuk membuktikan jati dirinya hingga kini masih terus berlangsung. Guru menempati jumlah terbesar dalam komunitas pekerja di negara ini, yang saat ini tergabung ke dalam organisasi profesi terbesar di negara ini. Satu hal yang unik dari guru, adalah mereka pekerja iklas, bahkan hingga kini beberapa di antara mereka masih dibayar di bawah standar kelayakan hidup. Sungguh hal ini tidak sebanding dengan bagaimana mulianya kerja mereka dalam memperjuangkan visi-misi kemerdekaan. Keiklasan mereka, kesederhanaan para guru yang tidak banyak nuntut dan mudah dikondisikan adalah karakteristik profesi guru.

Walaupun guru menempati jumlah terbesar dari komunitas pekerja, tetapi guru tidak pernah mau ribut, yang senantiasa sabar dalam menjalani situasi sesulit apapun. Mau tidak mau, guru harus senantiasa bersikap menjadi teladan, dari murid-muridnya, sehingga pantang bagi guru untuk membuat ulah atau keributan, walaupun kita sadar jumlah kita banyak. Guru tidak pernah memanfaatkan jumlah komunitasnya yang banya dijadikan menaikkan posisi tawar dalam berpolitik. Kita diam dalam 

 


Dokumentasi

Siswa Kelas III praktik membuat kreasi topi dari barang bekas

KENZIE.mp4
RAI.mp4
MADIKA.mp4
LAKSMANA 2.mp4
DEWAYU SINTA.mp4
KANA.mp4
RATIH.mp4
SASKIA.mp4
GUNG WAH.mp4
ARYA.mp4
INDIRA.mp4
GUNG WAH 2.mp4
DAYU HUMAYUN.mp4
DIMAS.mp4
HAYUDEA.mp4

Siswa Kelas VI praktik membaca puisi

WhatsApp Video 2022-12-03 at 09.51.41.mp4
WhatsApp Video 2022-12-03 at 09.51.19.mp4
WhatsApp Video 2022-12-03 at 09.51.17.mp4

Kegiatan Siswa Kelas V praktik tari kreasi

20221123_104317.mp4

Kegiatan Siswa Kelas VI dalam proses pengomposan

WhatsApp Video 2022-12-09 at 08.19.53.mp4
WhatsApp Video 2022-12-09 at 08.19.58.mp4
WhatsApp Video 2022-12-09 at 08.19.10.mp4
WhatsApp Video 2022-12-09 at 08.20.04.mp4

SOAL PAS SEMESTER I 

TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023

SOAL PAS KELAS I

MATEMATIKA.docx
BAHASA INDONESIA.docx
SUMATIF AKHIR SEMESTER GANJIL BAHASA BALI_221119_222833.pdf
PENDIDIKAN PANCASILA.docx

SOAL PAS KELAS II

Kls 2 Tema 1 PAS SMT 1.docx
Kls 2 Tema 2 PAS SMT 1.docx
Kls 2 Tema 3 PAS SMT 1.docx
Kls 2 Tema 4 PAS SMT 1.docx
bhs bali kls 2 2022.docx

SOAL PAS KELAS III

SOAL UKK KELAS 3 TEMA 1.docx
SOAL UKK KELAS 3 TEMA 2.docx
SOAL UKK KELAS 3 TEMA 3.docx
SOAL UKK KELAS 3 TEMA 4.docx
Soal PAS Kelas 3 Bahasa Bal 2022.pdf

SOAL PAS KELAS IV

SOAL SEMESTER I KELAS 4 2022.docx

SOAL PAS KELAS V

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER I.docx

SOAL PAS KELAS VI

SOAL BAHASA INDO.docx
SOALl P P K N.docx
SOAL MATEMATIKA.docx
SOALl IPS.docx
SOAL IPA.docx

SOAL PAS MAPEL AGAMA HINDU

soal pas agama hindu 1-3.docx
soall ulangan agama 2-4.docx
~WRL3674.tmp
SOAL PAS AGAMA HINDU KELAS V.doc

SOAL PAS MAPEL PJOK

Materi soal Kls I - Copy.docx
Materi soal Kls II.docx
Materi soal kls III.docx
Materi soal Kls IV.docx
Materi kls V.docx
Materi soal Kls VI.docx