MINGGU I

(10-15 JANUARI 2022)

Laporan Minggu I (10 ~ 15 Januari 2022)

Pengantar

KEBERHASILAN BELAJAR

DALAM PERSEPEKTIF SUPERFLEKSIBEL


Niat guru yang telah tumbuh dan berkembang secara positif untuk senantiasa memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukannya harus disambut baik dengan penguatan dari kepala sekolah. Penguatan secara berkelanjutan sangat penting untuk menjaga komitmen guru dalam melaksanakan tugas membelajarkan siswa. Melalui hal itu guru dapat berproses melalui upaya melihat hal positif yang telah dilakukan tanpa mengabaikan hal yang perlu ditingkatkan.

Konsisten adalah kata kunci dari keberlanjutan program Superfleksibel. Superfleksibel adalah singkatan dari Supervisi Refleksi Pembelajaran yang sengaja direncanakan dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Keberlanjutan program ini adalah mutlak dilaksanakan untuk menjamin apa yang telah dimulai tetap berjalan sehingga kelak menjadi budaya sekolah dalam proses menuju keberhasilan pembelajaran.

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran adalah impian semua guru, tetapi sesungguhnya hakikat keberhasilan itu terus berkembang, seiring dengan proses yang berlangsung., Sebuah strategi belum tentu selalu berhasil, ketika diterapkan pada siswa maupun kelas lainnya. Kelas yang terdiri dari variasi karakteristik siswa yang senantiasa berbeda antar satu siswa dengan siswa lainnya, dan berbeda secara dinamis antara satu angkatan dengan angkatan berikutnya.

Berdasarkan pemahaman itu, maka guru harus senantiasa berproses dan berkembang walaupun belum menunjukkan keberhasilan belajar yang bermakna. Hasil belajar siswa yang bermakna adalah ketika siswa mampu melakukan sesuatu, dan mengerti apa yang dilakukan dan apa tujuan dari hal yang dilakukan tersebut. Upaya tersebut bersifat kontinum atau berkelanjutan tanpa jeda karena telah merasa puas dengan hasil yang dicapai. Kepuasan dalam melaksanakan pembelajaran adalah ketika guru mempu membuat siswa belajar, bukan semata-mata siswa berhasil dalam belajar. Guru yang berhasil adalah guru yang mampu membuat siswa terus belajar. Sementara itu keberhasilan siswa dalam belajar bukan berdasarkan berapa nilai yang diperoleh, tetapi sejauhmana siswa mau belajar setelah mereka belajar.

Sementarai itu keberhasilan guru dalam mengajar juga demikian, Guru yang berhasil mengajar adalah bukan guru yang mampu membuat siswanya memperoleh nilai baik atau sangat baik, tetapi guru yang mampu membuat siswa terus belajar. Maka kepala sekolah yang berhasil adalah bukan mereka yang mampu membuat guru berhasil dalam mengajar, tetapi kepala sekolah yang mampu membuat guru terus belajar. Belajar bagi guru adalah belajar berpikir positif, yaitu belajar bukan untuk membesarkan kesalahan, tatapi belajar untuk melihat dan mengembangkan kelebihan


Refleksi minggu I (10-15 Jan 2022).pdf

Guru yang berhasil adalah guru yang mampu membuat siswa terus belajar. Sementara itu keberhasilan siswa dalam belajar bukan berdasarkan berapa nilai yang diperoleh, tetapi sejauhmana siswa mau belajar setelah mereka belajar.

Guru yang berhasil mengajar adalah bukan guru yang mampu membuat siswanya memperoleh nilai baik atau sangat baik, tetapi guru yang mampu membuat siswa terus belajar

Guru menyapa siswa yang tiba di sekolah

Kegiatan Literasi Siswa

Siswa melaksanakan kegiatan kebersihan

Bapak Kepala Sekolah memberikan pengarahan

tentang pelaksanaan pembelajaran tatap muka kepada siswa

WhatsApp Video 2022-01-10 at 09.13.49.mp4

Kegiatan Pembelajaran, Senin, 10-01-2022

Guru bersama siswa makan bersama

kelas 1.mp4
WhatsApp Video 2022-01-10 at 09.09.31.mp4
kelas 2 makan.mp4
kelas 4.mp4
WhatsApp Video 2022-01-10 at 09.18.10.mp4

Proses Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Minggu II (17 ~ 22 Januari 2022)

RPP KELAS 1 MINGGU 2.pdf

RPP KELAS I

RPP ASRI MINGGU 2.docx

RPP KELAS II

RPP MINGGUAN PERTEMUAN 2.docx

RPP KELAS III

RPP Minggu II Kelas 4 smt 2.docx

RPP KELAS IV

RPP MINGGU 2 KELAS 5.docx

RPP KELAS V

RPP PERTEMUAN 2.docx

RPP KELAS VI

RPP MAPEL AGAMA HINDU

RPP AGAMA HINDU MINGGU KE 2.docx

KELAS I

RPP AGAMA HINDU MINGGU 2.docx

KELAS II

RPP AGAMA HINDU KELAS 3 MINGGU KE 2.docx

KELAS III

RPP KLS 4 semester 2,minggu 2 siap dikirim.docx

KELAS IV

RPP KELAS 5, minggu 2 ,semester 2 siap dikirim..docx

KELAS V

RPP KLS 6 semester 2 minggu ke 2 siap dikirim.docx

KELAS VI

RPP MAPEL PJOK

RPP MINGGU XI Kls I.docx

KELAS I

RPP MINGGU XI Kls II.docx

KELAS II

RPP MINGGU XI Kls III.docx

KELAS III

RPP MINGGU XI Kls IV.docx

KELAS IV

RPP MINGGU XI Kls V.docx

KELAS V

RPP MINGGU XI Kls VI.docx

KELAS VI

Refleksi

KEBERHASILAN BELAJAR

DALAM PERSEPEKTIF SUPERFLEKSIBEL

Laporan PTM Minggu I (10-15 januari 2022)

Pengantar

Niat guru yang telah tumbuh dan berkembang secara positif untuk senantiasa memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukannya harus disambut baik dengan penguatan dari kepala sekolah. Penguatan secara berkelanjutan sangat penting untuk menjaga komitmen guru dalam melaksanakan tugas membelajarkan siswa. Melalui hal itu guru dapat berproses melalui upaya melihat hal positif yang telah dilakukan tanpa mengabaikan hal yang perlu ditingkatkan.

Konsisten adalah kata kunci dari keberlanjutan program Superfleksibel. Superfleksibel adalah singkatan dari Supervisi Refleksi Pembelajaran yang sengaja direncanakan dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Keberlanjutan program ini adalah mutlak dilaksanakan untuk menjamin apa yang telah dimulai tetap berjalan sehingga kelak menjadi budaya sekolah dalam proses menuju keberhasilan pembelajaran.

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran adalah impian semua guru, tetapi sesungguhnya hakikat keberhasilan itu terus berkembang, seiring dengan proses yang berlangsung., Sebuah strategi belum tentu selalu berhasil, ketika diterapkan pada siswa maupun kelas lainnya. Kelas yang terdiri dari variasi karakteristik siswa yang senantiasa berbeda antar satu siswa dengan siswa lainnya, dan berbeda secara dinamis antara satu angkatan dengan angkatan berikutnya.

Berdasarkan pemahaman itu, maka guru harus senantiasa berproses dan berkembang walaupun belum menunjukkan keberhasilan belajar yang bermakna. Hasil belajar siswa yang bermakna adalah ketika siswa mampu melakukan sesuatu, dan mengerti apa yang dilakukan dan apa tujuan dari hal yang dilakukan tersebut. Upaya tersebut bersifat kontinum atau berkelanjutan tanpa jeda karena telah merasa puas dengan hasil yang dicapai. Kepuasan dalam melaksanakan pembelajaran adalah ketika guru mempu membuat siswa belajar, bukan semata-mata siswa berhasil dalam belajar. Guru yang berhasil adalah guru yang mampu membuat siswa terus belajar. Sementara itu keberhasilan siswa dalam belajar bukan berdasarkan berapa nilai yang diperoleh, tetapi sejauhmana siswa mau belajar setelah mereka belajar.

Sementarai itu keberhasilan guru dalam mengajar juga demikian, Guru yang berhasil mengajar adalah bukan guru yang mampu membuat siswanya memperoleh nilai baik atau sangat baik, tetapi guru yang mampu membuat siswa terus belajar. Maka kepala sekolah yang berhasil adalah bukan mereka yang mampu membuat guru berhasil dalam mengajar, tetapi kepala sekolah yang mampu membuat guru terus belajar. Belajar bagi guru adalah belajar berpikir positif, yaitu belajar bukan untuk membesarkan kesalahan, tatapi belajar untuk melihat dan mengembangkan kelebihan.

Dalam rangka mewujudkan hal itu maka kapela sekolah menempuh strategi refleksi pembelajaran Minggu I Semester II Tahun Pelajaran 2021/2022 10 ~ 15 Januari 2021

Refleksi Kelas I

Berdasarkan hawail wawancara dengan guru kelas I teridentifikasi ada anak kembar yang bernama Ayuk dan Arik, yang tidak fokus belajar. Ayuk teridentifikasi selalu menunggu jawaban adiknya Si Arik (yang menurut guru lebih pintaran/sudah bisa baca). Kasus laiinnya adalah pada anak yang bernama Etri Cahyani, yang jarang mau bicara di sekolah, sementara kata orang tua, di rumahnya mau bicara dan cerewet. Menurut guru tulisan Etri sangat bagus tetapi tidak sejalan dengan kemampuannya dalam hal membaca. Setiap ditugaskan membaca Si Etri selalu menangis.

Guru menyampaikan hal yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menunda kepulangan ketiga anak tersebut sekitar 20 menit atas persetujuan orang tua. Guru melakukan pembimbingan secara klinis sambil menunggu orang tuanya menjemput. Menurut Guru, ketika car aini dilakukan secara perlahan-lahan sudah terdapat perubahan perilaku dan keberhasilan belajar anak-anak tersebut.

Sementara menurut Guru terdapat beberapa anak yang kecepatan belajarnya bagus. Siswa tersebut seperti Dahayu dan Sang. Dahayu, sangat berpotensi disegala topik pembelajaran yang dipelajarinya, seperti bercerita dan kemampuannya dalam membaca lumayan baik. Sementara menurut Guru Sang yang sewaktu PJJ selalu menyetor tugas secara disiplin dan lebih awal, saat PTM ini justru Dahayu lebih menampakkan keberhasilan belajar yang dominan.

Refleksi Kelas II

Berikut disajikan cuplikan RPP Minggu I Kelas II yang menjadi topik diskusi antara kepala sekolah dengan Guru Kelas II seperti di bawah ini:

Berdasarkan RPP di atas kepala sekolah meminta guru menceritakan strategi apa yang telah dilakukan dalam mengajarkan hubungan satuan meter dengan sentimeter beserta capaian keberhasilannya. Terkait pertanyaan itu Guru menanggapi bahwa telah melakukan kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas untuk mengukur meja atau alat atau benda yang mereka bawa yang panjangnnya seukuran penggaris. Anak-anak diajari mengukur dari angka 0 sampai memberi tanda pada pangjang benda yang diukur. Guru melanjutkan penjelasan terkait bagaimana upayanya mengajarkan konversi satuan panjang dari centimeter ke meter.

Kepala sekolah menyarankan agar mengajak anak membuktikan dengan menghadirkan benda konkret pada saat pengukuran dengan langsung menggunakan alat ukur untuk mengukur benda. Sehingga anak-anak yang terlambat memahami pengukuran akan lebih mengerti. Hal ini didasari dari pemahaman bahwa tidak semua siswa yang memiliki kemampuan setara dalam upaya memahami materi yang dibelajarkan oleh guru.

Masalah yang dikemukakan oleh Guru Kelas II adalah, terdapat beberapa anak yang kurang fokus dalam kegiatan belajar di kelas ditambah dengan sering ribut dengan teman lainnya. Menurut Guru cara yang ditempuh untuk mengatasinya adalah dengan memindahkan tempat duduknya lebih ke depan sehingga anak lebih menjadi fokus belajar.

Sementara anak-anak yang berpotensi diberikan pengayaan, seperti Kanaya, Indira, Aira, Pasek, Wahyu dan Sang Rama. Guru menambahkan bawah Sang Rama memililiki ciri khusus, sering membantu teman lain dalam upaya memahami materi. Akan tetapi tugasnya tugasnya sendiri terbengkalai.

Atas kasus Sang Rama, yang sering mengabaikan tugasnya sendiri demi membantu kawannya dalam memahami materi, kepala sekolah menyarankan agar memberi penguatan kepada Sang Rama. Hal ini dilakukan karena Sang Rama telah memiliki kecepatan belajar yang lebih dari teman lainnya. Walaupun tugasnya belum selesai, tetapi Sang Rama telah membantu memberi pemahaman kepada teman lainnya merupakan hal positif dan pantas dihargai. Maka, walaupun terlambat mengerjakan tugasnya sendiri, tetapi dengan membantu teman lainnya merupakan hal positif, yang menggambarkan bahwa Sang Rama telah memahami materi yang disajikan. Terhadap kasus ini hendaknya guru mengabaikan penyelesaian tugasnya, dan hal yang trpenting yang sesungguhnya telah dicapai yaitu pemahamannya telah baik.

Refleksi Kelas III

Berdasarkan cerita yang dikemukakan oleh Guru Kelas III, pada saat membelajarkan perbandingan pecahan, pemelajaram yang dilakukan berbantuan media pembelajaran. Media pecahan disajikan dalam bentuk gambar yang diunduh dari internet. Berdasarkan media gambar tersebut guru mensimulasikan perbandingan pecahan.

Saran dari kepala sekolah adalah agar guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan media konkret. Berdasarkan RPP tersebut maka guru dapat mengimplementasikan pembelajaran berbantuan media konkret bukan hanya pada pembelajaran matematika, tetapi juga pembelajaran materi lainnya.

pada proses pembelajaran teridentifikasi anak yang bernama Surya Darma yang mengalami gangguan pandangan. Menurut Guru hal ini menyebabkan anak tersebut minder hinga menangis sehingga menghambat proses pembelajaran. Strategi yang telah dilakukan guru dalam mengatasi masalah ini adalah dengan sesekali merubah tempat duduk siswa sehingga secara perlahan perkembangan belajar anak semakin baik.

Masukan lain yang disampaikan kepala sekolah adalah, agar senantiasa guru mempersiapkan RPP sebelum pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan persiapan yang matang, akan menjamin peluang keberhasilan belajar siswa. Demikian pula hal-hal seperti penggunaan media konkret, hendaknya ditulis oleh Guru pada RPP untuk menjamin agar Guru mengingat hal yang akan dilakukan sehingga dapat mempersiapkan langkah persiapan pembelajaran seperti menyiapkan media pembelajaran dan hal-hal lain yang diperlukan.


Refleksi Kelas IV

Hal menarik yang diceritakan oleh Guru Kelas IV adalah terkait deskripsi RPP tentang “mengamati Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui, Kegiatan pembelajaran yang dilakukan telah sesuai dengan RPP yang disajikan tetapi memerlukan penyempurnaan pelaksanaan seperti menyiapkan LKS dan perangkat media pembelajaran lainnya.

Pada siswa kelas IV terindektifikasi siswa yang bernama Pande Oka. Siswa tersebut memiliki kelebihan berupa ketertarikan yang besar pada bidang IPA. Siswa telah memiliki pengetahuan yang bahkan belum diajarkan oleh Guru. Guru Kelas IV menyampaikan bahwa Pande membicarakan tentang lintah yang bermanfaat bagi kesehatan, padahal hal tersebut belum dibahas oleh guru. Hal unik yang ditunjukkan siswa atas nama Pande Oka adalah ketika mengajar SBDP yang sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan. Strategi yang dilakukan guru adalah memberi tugas pada siswa untuk menjelaskan tentang proses terjadinya hujan pada saat materi SBDP dengan kegiatan menyanyi lagu “Tik-Tik Bunyi Hujan”.

Pengalaman yang paling berkesan terkait dengan siswa yang bernama Pande Oka adalah pada suatu saat guru menyajikan materi tentang pelestarian lingkungan. Pande kemudian bertanya, “Ikan paus itu beranak apa tidak?”, Kan Ikan paus itu beranak Pak bukan bertelur? (Pande Oka bertanya sekaligus menjawab). Guru kemudian balik bertanya, “Kan kamu sudah tahu jawabannya, kenapa bertanya lagi?”. Pande kemudian menanggapi, “Kan saya menguji Bapak, sejuah mana pengetahuan Bapak?” Seraya membuat Guru tertawa.

Hal itu bertolak belakang dengan Ambara yang orangnya pendiam, dan kurang aktif dalam belajar. Ambara tidak mau bergaul dengan teman-temannya sehingga dikucilkan. Menurut Guru cara mengatasinya adalah dengan memberikan perhatian yang lebih kepada siswa tersebut. Strategi Guru dalam memperhatikan setiap karakteristik individu telah dilakukan. Berdasarkan penjelasan Guru Ambara teridientifikasi. tulisannya sudah bisa terbaca, tetapi ketika diberikan tugas gerak dan responnya sangat lambat.

Terkait kegiatan literasi sekolah guru telah menugaskan siswa membaca dimana guru membimbing siswa pada kegiatan tersebut. pada proses membaca, Guru selalu memastikan siswa memahami apa yang dibaca oleh siswa.

Terkait dengan kegiatan literasi, siswa telah melakukan kegiatan membaca dan guru membimbingnya. Guru memastikan siswa memahami materi buku yang dibaca, dengan perangkat pengamatan keaktivan siswa dalam kegiatan membaca ang telah dipersiapkan guru sebelumnya. Kegiatan lain yang dilakukan guru untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam kegiatan membaca adalah dengan menugaskan siswa menggubah bacaan yang dibaca menjadi puisi.

Refleksi Kelas V

Guru Kelas V menceritakan hal yang telah dilaksanakan dalam membelajarkan siswa agar aktif belajar dengan belajar berkelompok. Siswa ditugaskan mencari artikel di internet, koran atau majalah untuk selanjutnya di kliping. Topik yang kebetulan diangkat saat itu adalah tentang banjir dan tanah longsor, sebagai bentuk kekuatan alam yang memiliki pengaruh buruk.

Hasil interaksi anak telah menunjukkan hal yang positif, terutama pada saat presentasi. Produk belajar yang di tempel di tembok sebagai bentuk upaya memperkaya literasi dengan media dinding kelas. Tugas membuat pertanyaan, dari artikel yang ditemukan, dan disajikan oleh teman lain, dan di jawab sendiri oleh sesame siswa menambah lengkap aktivitas siswa dalam belajar.

Permasalahan yang ditemukan adalah beberapa siswa tidak mau ikut kerjasama, terutama untuk berinisiatif untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar berkelompok. Pada siswa yang bernama Nata Prawira terindikasi tidak fokus dalam belajar. Pikirannya terkesan tidak di sekolah, (konssentrasinya kurang). Sementara itu siswa yang bernama Genta sudah ada perubahan, dalam hal konsentrasi belajar. Strategi yang diterapkan kepada SI Genta adalah melakukan bimbingan. Hal yang unik dari Si Genta adalah memiliki perilaku agresif ketika diganggu teman lainnya.

Siswa yang berpotensi untuk berprestasi adalah Revelia (memiliki ketertarikan dengan IPA dan Matik) , Fahmi (berpotensi pada semua bidang, karena dukungan orang tua) Agung (tertarik dengan Matik) demikian pula halnya dengan Devi (tertarik dengan Matik). Rencana guru mengoptimakan prestasi dengan perhatian khusus berupa pembinaan dan keikutsertaan dalam kegiatan lomba-lomba.

Refleksi Kelas VI

Wawancara dengan Guru Kelas VI, terungkap bahwa strategi yang sering dilaksanakan di kelas adalah demonstrasi dan praktek langsung membuat model dari bangun geometri seperti prisma, tabung, limas, kerucut dan bola. Melalui penugasan membuat model bangun tersebut, siswa memiliki pengalaman belajar berinteraksi langsung dengan bentuk konkret dari bangun-bangun tersebut.

Guru Kelas VI mengatakan bahwa permasalahan yang ditemukan pada siswa kelas VI secara umum adalah respeknya sangat kurang. Beliau mengatakan bahwa hal ini terjadi bukan hanya pada pembelajaran yang dilakukannya, tetapi juga dialami oleh Guru Mapel lainnya. Strategi yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memotivasi dengan merangsang melalui pertanyaan pancingan.

Guru juga menyampaikan, ketika siswa ditugaskan membawa makanan, beberapa siswa beralasan dirumahnya belum ada makanan untuk dibawa. Demikian pula ketika guru menugaskan siswa untuk mencukur rambut, selalu sering tidak dilakukan disertai alasan yang bermacam-macam. Guru selanjutnya menggali lebih dalam apa yang sesungguhnya terjadi dengan siswa tersebut, yang selanjutnya disimpulkan, ada permasalahan di rumahnya.

Beberapa anak juga telah teridentifikasi mampu mengikuti proses belajar yang dilaksanakan. Berkat motivasi yang diberikan seperti pemberian reward, perhatian yang lebih, dan pujian, ternyata ampuh untuk meningkatkan minat siswa belajar. Walaupun saat ini belum optimal tetapi telah menunjukkan harapan tentang keberhasilan belajar siswa.

Penutup

Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara dengan guru diperoleh beberapa hal yang menjadi topik perhatian untuk tetap dilaksanakan dan ditingkatkan oleh para guru adalah sebagai berikut:’

1. Guru telah berupaya dalam melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Berbagai strategi telah dilakukan disesuaikan dengan perkembangan situasi di kelasnya masing-masing. Walaupun hasilnya belum optimal tetapi telah menunjukkan hasil yang menggembirakan.

2. Guru telah beruopaya mengenal lebih dekat karakteristik siswa yang disertai pelaksanaan pendekatan pembelajaran yang berbeda, yang disesuaikan dengan kondisi anak.

3. Guru telah berupaya mengoptimalkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang secara disiplin diselesaikan pada akhir minggu, yang diajukan dan direview oleh kepala sekolah

4. Guru memperoleh pengalaman yang sangat bermakna ketika berupaya menerapakan perlakuan berbeda pada setiap kondisi anak yang memang kebanyakan unik dan berbeda satu dengan yang lainnya.

5. Fokus perhatian guru terkait pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah yang langsung dilakukan dengan beragam praktik baik, sesuai dengan karakteristik guru yang menyesuaikan dengan karakteristik siswa yang menjadi ciri unik dari karakteritik setiap kelas yang sangat unik dan beragam.

Sebagai bentuk saran dari kepala sekolah untuk meningkatkan capaian belajar siswa berdasarkan keunikannnya masing-masing adalah:

1. Guru tetap secara disiplin membuat RPP sebagai perencanaan pembelajaran, sebagai sebuah langkah atau skenario yang berlandaskan hasil refleksi pembelajaran terdahulu dan review kepala sekolah

2. Guru tetap pada prinsip untuk berupaya tidak menyamaratakan perlakuan pada siswa di kelasnya masing-masing

3. Guru tetap konsisten melakukan penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sesuai karaktetik kelas dan strategi yang dianggap baik untuk dilaksanakan

4. Guru tetap berorientasi pada pembelajaran yang memapu mengaktifkan siswa dengan menghadirkan benda konskret pada setiap kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP

5. Guru harus tetap bersabar, dengan tidak fokus untuk mendapatkan nilai dari setiap kegiatan pembelajaran, tetapi lebih mengedepankan proses pembelajaran bermakna dengan pendekatan kontekstual melalui pemanfaatan berbagai sumber media, sumber belajar dan lingkungan belajar yang kontekstual.