MINGGU XIV
11- 16 APRIL 2022
Laporan Minggu XIV (11 ~ 16 APRIL 2022)
HAKEKAT PENILAIAN
SEBAGAI PROSES BELAJAR
Pendahuluan
Penilaian yang kita lakukan selama ini adalah bagaimana mengukur, memberikan skor, memberi nilai dan menentukan tindak lanjut dari hasil belajar. Mengukur dalam konteks penilaian hasil belajar merupakan upaya membandingkan sesuatu ungkapan ide/gagasan siswa, tindakan yang dilakukan dengan standar yang ditetapkan. Sejauh mana siswa mampu dalam mengungkapkan ide/gagasan baik tertulis maupun lisan dan kemampuan melakukan tindakan atas standar yang ditetapkan merupakan proses mengukur. Ukuran yang biasa digunakan adalah angka dalam rentang tertentu, dimana masing-masing angka 1, 2, 3 dan 10 (skala 10) merupakan tingkatan ukuran yang mencerminkan tingkat kemampuan siswa. Sementara nilai merupakan gambaran kualitas yang tercermin dari rentang tersebut, misalnya 1-3 nilai kurang, 4-7 nilai cukup dan 8-10 nilai baik. Hasil penilaian yang diperoleh adalah gambaran capaian belajar siswa yang sudah diperoleh sejauh ini, sehingga dapat menentukan keputusan apa sebagai tindak lanjutnya. Prinsip penilaian di atas merupakan gambaran sederhana dari upaya mengetahui sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar.
Fakta yang kita jumpai di lapangan adalah menganggap bahwa setelah penilaian tersebut selesai kita berhenti pada angka. Guru, siswa dan orang tua, dan bahkan semua orang mungkin, melupakan tindak lanjut dari angka itu. Apa manfaat dari angka itu untuk proses belajar siswa? Apakah angka itu mencerminkan kemampuannya? Apakah dengan angka itu kita berhenti dan memvonis siswa kita bodoh atau pintar? Ini bukan rahasia umum, anak yang memperoleh angka 8, 9, 10 dirapotnya, selanjutnya disebut pintar, berprestasi dan unggul, tetapi apakah hal itu menjamin kemampuan yang dimiliki sesuai dengan angka itu? Apa artinya angka 10 jika kelak mereka bingung menggunakan kompas, parkir di bawah rambu-rambu dilarang parkir, salah menggunakan obat, sering salah mengurus pajak, tidak cermat dalam mengurus uang dan sebagainya.
Coba kita pahami apa sesungguhnya tujuan belajar. Belajar merupakan upaya untuk berlatih meningkatkan kemampuan berpikir, berkata dan bertindak, sehingga kita selamat sampai ditujuan. Pikiran yang tajam diperoleh dari pengalaman bergaul, sering membaca, sering mendengar, sering bicara, sering mengambil keputusan dan sering salah dalam hal mendengar, bicara, dan membuat keputusan dan mau belajar dari kesalahan itu. Sementara berkata-kata yang baik dan sopan juga diperoleh dari berbagai kegiatan latihan berulang yang juga kerap salah dan mau belajar dari kesalahan itu. Demikian halnya dengan bertindak, juga sangat berhubungan dengan kegiatan berlatih yang dilakukan berulang kali, dan kerap salah serta mau belajar dari kesalahan itu. Sekarang kata kunci dari ketiga hal itu adalah “mau belajar dari kesalahan”.
Sekarang coba kita berolah pikir sejenak. Bandingkan seorang guru A yang memberikan soal pilihan ganda pada mata pelajaran IPA. Setelah siswa menjawab soal, guru selanjutnya menentukan berapa skor dan nilai yang diperoleh. Anggap saja nilainya 9, maka siswa senang dan gurupun senang, karena masing-masing menganggap proses penilaian telah berhasil, yang ditandai nilai anak sudah tinggi. Maka guru berhenti sampai disana, dan menganggap pekerjaannya telah selesai. Padahal si anak saat menjawab soal, sangat kreatif nyontek dari pekerjaan teman lainnya.
OK sekarang ilustrasikan guru B dalam mengumpulkan skor dan nilai menggunakan pengamatan terhadap bagaimana anak dapat melakukan kegiatan mencangkok dan keterampilan sains lainya. Guru tersebut dalam kegiatan penilaian, selain menugaskan anak melakukan kegiatan mencangkok, juga sambil membimbing anak melakukan tahapan mencangkok, walaupun sebelumnya telah diberikan. Ada anak yang bagus caranya mencangkok, si guru memberinya nilai 90, sementara anak yang lain, walaupun telah bagus hasil mencangkoknya, tetapi masih mengalami bimbingan, dan si anak diberikan nilai 80. Sementara ada anak yang lain, karena alat dan bahan mereka tidak membawa, akhirnya meminjam dan berhasil baik dalam mencangkok, guru memberinya nilai 70.
Sekarang bandingkan kedua guru di atas, menurut pembaca? mana yang lebih berhasil mengajar? Apakah guru A yang memberikan soal pilihan ganda dan seragam? Atau guru B yang mengajak siswanya praktik, sambil menilai proses belajar anak?
Maka penilaian menurut hemat penulis adalah masih bagian dari proses belajar. Guru B, karena dalam kegiatan mencangkok, ada anak yang salah mengupas kulit pohonnya, salah mengikat, dan mungkin juga salah memilih bahan, maka guru membimbingnya agar benar. Mungkin juga ada yang salah tahapannya, ada anak yang diikat dulu pohonnya, lalu di kupas, atau bahkan ada yang salah membawa alat, maka di saat tersebut guru membimbing anak untuk tetap belajar dari kesalahan itu agar berhasil mencangkok. Berdasarkan ilustrasi guru B di atas, akhirnya semua anak berhasil walaupun ada yang mandiri, dibantu sedikit dan bahkan ada yang dibantu dari awal sampai akhir. Maka sesuai judul di atas, sesungguhnya dalam proses penilaian itupun anak masih dalam rangka proses belajar. Penilaian semacam itu, merupakan karakteristik dari penilaian terkait kegiatan belajar yang menggunakan model pembelajaran Project Base Learning.
Bentuk Penilaian Project (Penilaian Kinerja)
Penilaian yang mengedepankan proses belajar, dimana di saat menilai siswa masih memperoleh kesempatan untuk belajar. Melalui strategi seperti ini, siswa akan memperoleh kemampuan yang optimal dalam pembelajaran. Bagi siswa sesungguhnya yang paling penting dalam konteks pendidikan adalah pemerolehan pengalaman belajar, sehingga siswa memiliki skill dan karakter yang kita harapkan. Sementara dari sisi guru adalah bagaimana siswa mampu mewujudkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan baik melalui proses belajar yang telah dilakukan, ataupun dari proses penilaian. Capaian sejauh mana tujuan pembelajaran itu diraih, menjadi standar ukuran keberhasilan belajar siswa. Wujud yang menggambarkan ketercapaian itu disimbolkan dengan angka dan nilai yang bermakna. Jadi angka yang diperoleh tersebut sesungguhnya hanya simbol saja. Tanpa perolehan nilaipun, sesungguhnya proses belajar telah berjalan efektif jika proses itu telah memberi pengalaman belajar pada siswa.
Pada penjelasan di bawah ini akan diberikan petunjuk model penilaian proses belajar terkait pelaksanaan penilaian pembelajaran berbasis project. Petunjuk ini bukan hal yang baku, dapat dimodifikasi sesuai kondisi, konteks kebermaknaan materi, karakteristik siswa, karakteristik mata pelajaran dan kondisi tertentu yang memerlukan tindakan sesuai dengan hakekat guru yang merdeka dalam hal menerapkan strategi pembelajaran di kelasnya. Pokok kegiatan penilaian terkait pembelajaran berbasis proyek (penilaian kinerja) adalah sebagai berikut:
Identitas Penilaian
Identitas penilaian memuat, mata pelajaran, jenis penilaian yang dilaksanakan, alokasi waktu penilaian dan kelas
Tujuan Penilaian
Subjek penilaian yang menjadi sasaran penilaian
Indikator apa yang akan diukur dalam pelaksananaan penilaian
Kondisi apa dari proses yang diharapkan
Kualitas capaian yang diharapkan
Alat dan bahan
Aalat merupakan alat bantu, media, sumber belajar yang digunakan sebagai bantuan dalam melakukan penilaian
Bahan merupakan benda habis pakai yang digunakan saat proses penilaian kegiatan proses belajar
Langkah Penilaian
Langkah penilaian merupakan, uraian instruksi, pembimbingan, pengarahan, penguatan dan apresiasi bagi siswa ketika pelaksanaan penilaian dilaksanakan
Rubrik Penilaian
Rubrik penilaian merupakan alat untuk membantu mengukur proses dan produk belajar berdasarkan capaian pembelajaran seperti yang diharapkan dalam tujuan penilaian
Nilai siswa hanya sebatas simbol atas kemampuannya
Maka dari pada sekedar mencari simbol? Carilah kemampuan!!
Pedoman

Salinan SKB 4 Menteri
Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019

Penyesuaian SKB 4 Menteri tentang
Panduan Pembelajaran di masa
Pandemi Covid-19

Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Semester II
Tahun Pelajaran
2021/2022
SD Negeri 7 Subagan
Dokumentasi
Persembahyangan bersama
Sabtu/16 April 2022
Pelaksanaan Upacara Bendera
Senin/11 April 2022
Dokumentasi Pembelajaran Kelas I
Dokumentasi Pembelajaran Kelas II
Dokumentasi Pembelajaran Kelas III
Dokumentasi Pembelajaran Kelas IV
Dokumentasi Pembelajaran Kelas V
Dokumentasi Pembelajaran Kelas VI


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Minggu XV (18 ~ 23 April 2022)

KELAS I

KELAS II

KELAS III

KELAS IV

KELAS V
RPP MAPEL AGAMA HINDU
KELAS I
KELAS II
KELAS III

KELAS IV

KELAS V

KELAS VI
RPP MAPEL PJOK

KELAS I

KELAS II

KELAS III

KELAS IV

KELAS V

KELAS VI
Refleksi
