MINGGU II (25-30 JULI 2022)
Pengantar
REFLEKSI PERENCANAAN DAN PELAKSANAANÂ
PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKAÂ
DI SD NEGERI 7 SUBAGAN
MINGGU II
Pengantar
Berdasarkan hasil Refleksi Minggu I terdahulu, telah digambarkan bagaimana situasi dan keadaan guru dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah. Tahapan yang dilalui mulai dari sosialisasi, belajar via PMM dan melanjutkan membuat aksi nyata terkait penerapannya di sekolah. Berbagai persoalan yang ditemukan secara perlahan dikondisikan agar berdampak banyak pada kemampuan guru belajar yang aksi nyatanya memang dirasakan oleh siswa. Kepala sekolah selanjutnya senantiasa melakukan refleksi terhadap proses persiapan dan pelaksanaan pembelajaran Minggu I, untuk lebih memotivasi guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Minggu II.
Sementara itu pelaksanaan pembelajaran Minggu II, 25 – 29 Juli 2022, di SD Negeri 7 Subagan juga telah dipersiapkan oleh guru kelas I dan IV, melalui pembuatan modul ajar dan modul projek berdasarkan analisis capaian yang telah dibuat sebelumnya. Sementara untuk kelas II, III, V dan VI tetap melanjutkan pembelajaran dengan menggunakan konten Kurikulum 2013 yang dalam pelaksanaannya menggunakan semangat dan prinsip Kurikulum Merdeka. Semangat yang dimaksud adalah bagaimana upaya guru dalam membelajarkan siswa selalu berorientasi kepada kebutuhan siswa. Sementara prinsip yang dilakukan terkait Kurikulum Merdeka adalah strategi disiplin positif, pelaksanaan pembelajaran berbasis projek untuk menguatkan dan mengembangkan karakter siswa.
Kegiatan lain terkait upaya sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran yang berdampak pada peserta didik di antaranya adalah:
Pagi menyapa, yang dilakukan dalam rangka memberi rasa percaya diri kepada siswa, yang mencerminkan perhatian guru dengan siswa
Kegiatan kebersihan yang dilakukan sesuai dengan tugas yang telah disepakati dengan siswa
Kegiatan persembahyangan bersama seluruh siswa bersama guru, staff dan kepala sekolah, sebagai upaya bersyukur terhadap keselamatan dan karunia Tuhan Yang Maha Esa
Kegiatan menghormat bendera atau Upacara Bendera setiap Hari Senin, sebagai upaya menanamkan rasa nasionalisme, kecintaan pada tanah air dan bangsa serta menghargai jasa para pahlawan
Kegiatan senam pagi untuk menjaga kebugaran dan kesehatan siswa, guru dan staff, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik
Kegiatan pengarahan yang dilakukan sewaktu-waktu baik oleh kepala sekolah atau guru untuk melakukan refleksi menyeluruh terkait aspek kegiatan sekolah, beserta pemberian informasi penting pada saat-saat tertentu
Kegiatna literasi yang dilaksanakan 2 kali seminggu pada setiap kelas untuk membiasakan siswa cinta dengan buku untuk mengembangkan budaya baca.Durasi 35 menid, sehingga guru memiliki waktu yang lebih panjang untuk melakukan pendampingan kepada siswa dalam hal mengembangkan keterampilan membaca.
Kegiatan numerasi yang dilaksanakan 3 – 4 kali dalam seminggu untuk memberikan siswa keterampilan paling mendasar dalam kehidupan yaitu berhitung, yang dapat dimanfaatkan sebagai skill dasar dalam menjalani tantangan hidup. Durasi waktu kegiatan numerasi adalah 35 menit, sehingga memberikan guru banyak waktu untuk mendampingi dan membimbing siswa dalam melatih keterampilan berhitung.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dimulai dimana guru mulai memberikan pembelajaran terkait konten materi sesuai capaian pembelajaran (untuk Kurikulum Merdeka dan KI/KD untuk Kurikulum 2013)\
Pelaksanaan refleksi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran untuk menggali kembali pemahaman siswa terkait kebermaknaan belajar yang telah dilaksanakan
Refleksi Guru
Setelah beberapa hari dilaksanakan proses pembelajaran yang mengadopsi semangat baru yaitu Kurikulum Merdeka, kepala sekolah melakukan refleksi terhadap beberapa guru yang masih belum menjawab pertanyaan refleksi. Sebagian besar di antara mereka optimis tentang proses yang telah dilakukan akan memperoleh hasil yang lebih baik. Beberapa pendapat yang bersifat reflektif sudah dikemukakan para guru dalam hal ini:
I Gusti Ngurah Parnama, sebagai guru kelas IV beliau senantiasa penuh dengan semangat dan energi menjelang beberapa tahun lagi pensiun, tetapi semangat beliau masih sangat nampak. Beberapa kali beliau menyampaikan: “Seraya saya muda lagi Pak, kok baru sekarang seperti ini proses pembelajarannya? Saya sangat menikmati proses ini”. Demikian beliau sampaikan saat di sela-sela waktu istirahat setelah melakukan kegiatan senam pagi. Tidak ketinggalan sesaat setelah kegiatan senam, waktunya memberi pengerahan, beliau dengan inisiatifnya sendiri, memberi pengarahan dan memberikan informasi kepada siswa. Gaya beliau yang khas dalam mengajar sangat tercermin dari arahan yang beliau berikan. Seperti biasa beliau selalu menghadirkan trik-trik jitu dalam membuat siswa senang ketika mengawali kegiatan pengarahan seperti mengajak siswa mengucapkan yel-yel yang disambut gemuruh siswa yang menyambutnya dengan penuh sukacita dan senang.
Pada beberapa kesempatan beliau juga memperlihatkan karya Modul Ajar dan Modul Projek sebelum kegiatan itu dilaksanakan untuk mendapat masukan dan saran. Sementara bagi saya selaku kepala sekolah, apa yang sudah disajikan beliau telah lebih dari cukup mencerminkan upaya mewujudkan merdeka belajar.
I Gusti Putu Purna merupakan guru olah raga, yang bugar dan energik, dan selalu memiliki inisiatif ketika mengerjakan pekerjaan sesuai kapasitasnya. Tidak ketinggalan RPP juga telah beliau tuntaskan setiap kali mengawali pembelajaran di awal minggu. Kegiatan senam pagi yang beliau pandu setiap pagi, secara rutin atas inisiatif beliau menyelenggarakannya. Berkat beliau, semua guru dan staf ikut terlibat dalam kegiatan senam pagi, yang bertujuan untuk membuat tubuh sehat dan bugar sebelum melaksanakan pembelajaran setiap hari.Â
Ni Nengah Tunjung adalah sosok guru kelas VI yang selalu antusias ketika berbicara masalah prinsip merdeka pada Kurikulum Merdeka. Beberapa kali beliau menyatakan upaya yang telah dilakukan dalam menyelenggarakan pembelajaran dengan prinsip merdeka di kelasnya. Pandangan beliau yang paham terkait prinsip-prinsip merdeka sering dikemukakan ketika berbincang-bincang di tengah kesibukan nya mempersiapkan proses pembelajaran di kantor guru. Semangat beliau rupanya telah berimbas pada guru lain nya yang secara bersemangat untuk mewujudkan pembelajaran yang memerdekakan.
Ni Luh Sudiasri adalah sosok guru kelas III, yang senantiasa menyambut siswa setiap pagi di gerbang sekolah. Dengan gayanya yang santai dan penuh canda telah memberikan warna pergaulan SD Negeri 7 Subagan yang sehat dan selalu mencerminkan motivasi yang tinggi. Walaupun hasil belajar di kelasnya tidak seperti diharapkan, tetapi semangatnya untuk belajar, dengan menulis tangan terlebih dahulu baik RPP dan tugas refleksi dari kepala sekolah merupakan sisi positif dariya. Biar telat asal selamat, mungkin pepatah yang relevan untuk beliau, karena beliau selalu memastikan membuat perencanaan pembelajaran sebelum mulai kegiatan belajar. Sering kali beliau meminta masukan dan saran, terkait perencanaan dan proses pembelajaran yang diselenggarakan. Pemahaman dan literasi baik merupakan tantangan bagi setiap guru termasuk Ibu Ni Luh Sudiasri, setiap saat selalu berupaya mengikuti jejak kawan lainnya untuk mampu merencanakan pembelajaran dan proses belajar yang baik.
N Putu Ariani, adalah sosok guru yang telah lama mengabdikan diri pada dunia pendidikan. Dengan waktu yang sedemikian lama keikhlasan beliau dalam mengabdikan diri dalam tugas, sangat mengharukan. Beliau baru saja memperoleh predikat Guru P3K, yang diidam-idamkannya sejak dulu, yaitu mendapat bayaran setimpal dari pengabdiannya selama ini. Walau baru merasakan manisnya penghasilan P3K, tetapi beliau tetap bersemangat, untuk tetap meningkatkan kinerjannya terutama dalam mengampu kelas dan menjalankan tugas tambahan yang dibebankan kepadanya. Operator dapodik dan admin BOS merupakan tanggung jawabnya yang selalu tuntas dikerjakan. Kemampuannya yang terbilang mumpuni dalam hal IT, telah menjadi sisi baiknya dalam mempercepat proses pekerjaan yang beliau emban. Walau sibuk dalam mengerjakan aktivitas rutinnya dalam penyelenggaraan adminstrasi BOS, tetapi beliau tetap memprioritaskan tugas pokoknya selaku guru yaitu mempersiapkan perencanaan pembelajaran dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.
Ni Nengah Suartini, adalah sosok guru Mapel Agama Hindu yang saat ini mendapatkan tugas tambahan sebagai guru kelas II, yang mungkin secara administrasi tidak akan diperhitungkan di Sistem Dapodik. Sepertinya saat inilah beliau baru merasakan menajdi guru sesungguhnya, ketika beban tambahan yang dibebankan kepada beliau diberikan, yaitu guru kelas II. Strategi menugaskan beliau untuk menjadi pengampu guru kelas II, sangat tepat, hal ini seperti hal yang pernah beliau ungkapkan, “Saya senang dan baru merasa jadi guru karena telah dipercaya menjadi guru kelas II” Hal ini mungkin tidak pernah beliau rasakan ketika menjadi guru Mapel Agama Hindu, yang sesungguhnya telah menopang karirnya mendapat kan sertifikasi guru. Kegiatan literasi dan numerasi seperti yang beliau laksanakan setiap pagi sepanjang pengamatan saya telah berjalan dengan baik.
Ni Wayan Rindi yang mendapat tugas sebagai guru mata pelajaran Agama Hindu dan pengampu tugas pengelola perpustakaan merupakan guru yang energik, dan peduli dengan situasi sekolah. Keberadaan beliau dalam membina dan mebimbing siswa ketika mengadakan kegiatan kebersihan telah banyak berperan dalam menuntaskan tugas-tugas pagi hari seperi ngunggahan canang dan lain-lain. Perhatian yang besar pada sekolah tetap beliau tunjukkan walaupun saat ini sedang di rawat di rumah sakit karena sakit yang dideritanya. Semua kawan-kawan di sekolah selalu mendoakan beliau agar cepat sembuh dan kembali melaksanakan tugas sebagaimana mestinya.
Ni Komang Sukserti merupakan guru yang dipercaya lama menjadi guru kelas I. Dedikasinya pada dunia pendidikan tercermin dari bagaimana beliau telah berupaya membimbing anak-anak kelas I yang masih polos dan belum bisa membaca sehingga memudahkan guru kelas selanjutnya dalam menyelenggarakan pembelajaran. Saat ini beliau telah sehat dan kembali melaksanakan tugas dengan baik, sesudah pernah sakit beberapa bulan lamanya. Keseharian beliau walau dengan kondisi kesehatan yang masih naik turun, tetap saja mampu mempersiapkan proses pembelajaran dengan baik. Sehingga RPP yang beliau siapkan selalu tepat waktu . Semangat beliau juga sangat nampak karena sejak diberikan pegangan 1 laptop, saat ini beliau tetap konsisten untuk belajar IT dari kawan-kawan guru lainnya yang lebih mampu.Â
Ni Kade Ayu Anjani, yang saat ini berstatus sebagai Tenaga Administrasi yang kepadanya juga dibebankan tugas tambahan berupa pengelola web sekolah dan tim kreatif SD Negeri 7 Subagan merupakan sosok gadis yang potensial untuk berkarir. Kecerdasannya yang lumayan baik, telah mampu menyelesaikan tugas berat dari sisi administrasi dengan baik, dan siap melayani guru-guru dalam berbagai hal terkait persiapan pembelajaran, pelaporan dan pembimbingan IT. Gadis yang saat ini masih menempuh kuliah di S-1 PGSD STKIP Amlapura merupakan harapan bagi generasi pendidik di SD Negeri 7 Subagan.
Ni Made Shinta Dewi, yang mendapat tugas sebagai tenaga administrasi umum di SD Negeri 7 Subagan, saat ini juga masih duduk di bangku kuliah S-1 PGSD STKIP Amlapura, yang siap mengambil tongkat profesi pendidik khususnya di SD Negeri 7 Subagan. Kecepatannya dalam mengerjakan tugas-tugas terkait administrasi telah sangat membantu dalam memperlancar pengelolaan sekolah. Sikapnya yang tanggap merupakan modal awal yang baik bagi pengembangan karirnya di masa depan, yang berkecimpung di dunia pendidikan.
I Kade Semardiasa, yang statusnya saat ini, masih duduk di bangku kuliah S-1 PGSD STKIP Amlapura, juga menjadi andalan bagi sekolah. Pribadinya yang pendiam tetapi pekerja keras menjadi hal yang positif dalam hal disiplin kehadiran. Sebagai penjaga sekolah, dudah barang tentu, beliau harus datang lebih pagi setiap saat untuk membuka gerbang dan ruang kantor serta kelas. Sosok yang tidak mengenal lelah dalam melaksanakan tugas layak mendapat apresiasi baik dari kawan guru dan kepala sekolah. Hal ini menjadi modal dasar yang bersangkutan dalam meniti karir di masa depan, tentunya dimulai dari SD Negeri 7 Subagan nantinya setelah tamat.
I Kadek Supadma, merupakan remaja yang lebih cenderung dan berminat besar dalam hal IT. Penugasannya sebagai petugas perpustakaan dan tugas-tugas lain yang dibebankan telah sangat membantu sekolah dalam pengelolaan. Keahliannya dalam bidang IT, telah menjadi aspek penting dalam pengembangan sekolah.. Minat besar dalam IT telah sangat memudahkan pengelolaan berbagai program sekolah yang menggunakan keahliannya dalam desain dan penataan dokumen teks.
Refleksi Siswa
Selama pelaksanaan pembelajaran pada Minggu II, 18 – 23 Juli 2022, siswa nampak antusias dalam mengikuti aktivitas sekolah. Mulai dari datang ke sekolah yang disambut para guru, siswa diarahkan untuk mencuci tangan dan menaruh tasnya di kelas masing-masing lanjut mengadakan kegiatan kebersihan. Kehadiran guru saat melakukan aktivitas kebersihan sekolah, sangat berarti bagi anak, karena mereka sangat membutuhkan bimbingan dan arahan terkait bagaimana mengadakan kegiatan kebersihan yang baik. Berdasarkan pemantauan terakhir, anak telah nampak memiliki inisiatif dalam mengadakan kegiatan kebersihan tanpa di suruh. Mereka telah menyapu, mengepel lantai, membersihkan kotoran di dinding dan kaca, serta selalu ingat dalam membiasakan diri membuang sampah sesuai tempatnya.Â
Ketika bel berbunyi saatnya apel dilaksanakan guru siswa secara kompak dan berbaris menuju halaman sekolah, sembahyang bersama, dan menghormati bendera, dilanjutkan dengan kegiatan senam. Kebiasaan apel, sembahyang dan senam pagi merupakan kegiatan pembiasaan yang dilakukan sehingga siswa memiliki karakter peduli pada dirinya untuk bersyukur kepada Tuhan, bahwa kemerdekaan yang mereka rasakan sekarang adalah berkat jasa dan perjuangan para pahlawan sehingga Indonesia ini dapat berdiri. Sekaligus anak akan merasakan bahwa nasionalisme adalah bagian dari kegiatan pembiasan harian untuk menanamkan rasa cinta pada tanah airnya. Selain itu ketika mereka mengadakan kegiatan senam, nampak anak-anak sangat antusias, semangat serta bergembira melaksanakan kegiatan tersebut. Berdasarkan pemantauan, anak-anak saat ini nampak lebih segar, bugar dan semangat karena mereka setiap pagi telah melakukan gerakan senam sehingga peredaran darah mereka lancar dan daya tahan tubuhnya meningkat. Kebiasaan anak membawa bekal juga telah membuat anak nampak lebih sehat, sehingga tidak ada anak-anak yang kurang makan dan gizi.
Ketika kegiatan literasi dan numerasi yang diprogramkan sekolah ketika mereka mengantri memasuki ruangan kelas telah menjadi hal baru yang membuat anak-anak semangat mengawali pembelajaran. Guru membariskan siswa di depan kelas, lanjut menantang mereka yang memiliki keterampilan membaca dan berhitung. Berkat peran guru dalam penyelenggaraan kegiatan literasi dan numerasi dengan pembimbingan yang mengedepankan siswa senang dan gembira. Model pertanyaan yang diajukan pada siswa, tidak lagi berupa pertanyaan yang didominasi oleh guru, tetapi siswa sendiri untuk mengajukan diri menunjukkan kebolehannya pada hal apa yang menurut mereka mampu lakukan. Saat kegiatan literasi siswa di tantang untuk bercerita atas bacaan yang mereka telah baca, seberapapun mereka mampu. Guru tidak ada kepentingan untuk menghakimi dan menghukum atau membuat siswa merasa takut dan bersalah.
Ketika memasuki ruangan kelas, sesaat setelah berbaris di depan kelas, guru mengintensifkan pendampingan kepada siswa yang memiliki aspek perlu ditingkatkan dalam hal-hal tertentu. Siswa yang didampingi nampak antusias dan tidak menunjukkan kesan takut atau malu jika ada beberapa hal yang penting untuk ditingkatkan darinya. Sementara siswa lain yang sudah baik, diberikan tugas membaca atau tugas menyelesaikan soal-soal hitungan. Beberapa siswa memang nampak lambat dalam hal membaca maupun berhitung, tetapi dengan strategi ini siswa lebih bersemangat untuk belajar. Intinya ketika siswa masuk guru telah mampu memposisikan dirinya sehingga anak senang dan siap menerima pembelajaran hari itu.
Setelah kegiatan literasi dan numerasi dilaksanakan, tibalah waktunya guru membelajarkan siswa sesuai dengan capaian pembelajaran atau KI/KD sesuai rencana guru pada RPP ataupun modul ajar. Proses pembelajaran yang menghadirkan aktivitas siswa untuk lebih aktif dengan berbagai strategi pembelajaran yang dihadirkan guru telah berdampak pada proses belajar yang aktif. Pengembangan nalar kritis, kreatifitas, kolaborasi dan komunikasi siswa senantiasa dihadirkan dengan memulai dari pertanyaan pemantik hingga proses aktivitas belajar. Strategi belajar berkelompok telah membuat siswa berbaur dengan siswa lainnya dan saling memahami satu dengan yang lain sambil berupaya memahami konten materi yang diajarkan. Pembelajaran yang disajikan guru dengan pendekatan kontekstual siswa nampak lebih memahami konten materi pelajaran secara lebih bermakna. Strategi pembelajaran yang dilaksanakan dengan pendekatan STEAM telah membuat siswa mengajukan beberapa pertanyaan sebagai ciri rasa ingin tahunya sudah mulai tumbuh. Melalui praktik-praktik pembelajaran berbasis saintifik siswa telah menunjukkan indikator awal yang menandakan pengembangan nalar kritis dan kreatifitasnya sudah mulai muncul.
Tidak ketinggalan penerapan model pembelajaran projek base learning juga telah berdampak kepada bagaimana siswa memiliki inisiatif untuk dapat menggali materi lebih intensif, disamping menyelesaikan produk belajar yang diharapkan. Proses pengenalan dan menggiring pemikiran yang bermakna terhadap suatu fenomena merupakan bagian awal dari kegiatan proyek. Kegiatan belajar selanjutnya adalah mengajak siswa untuk berpartisipasi menggali ide dan gagasan untuk memecahkan masalah yang ada sesuai topik yang dikemukakan. Aktivitas lanjutan berupa siswa menyampaikan gagasan dan mengajak orang lain untuk berpartisipasi pada kegiatan yang mereka rancang sendiri. Pada sesi ini siswa diharapkan dapat menghasilkan produk belajar yang bermakna baik dirinya dan lingkungannya. Selanjutnya adalah bagaimana siswa mampu mengkomunikasikan hasil karya dan pemikirannya pada orang lain, yang diakhiri dengan refleksi. Dari berbagai tahapan itu, di SD Negeri 7 Subagan baru sampai pada tahapan pemahaman gagasan, yang selanjutnya siswa ditugaskan untuk mengeksplorasi ide orang lain dan gagasan sendiri untuk menghasilkan solusi atas permasalahan yang sedang dipahamkan tersebut.
Refleksi Kepala Sekolah
Secara umum refleksi kepala sekolah merupakan keseluruhan bagian dari laporan Minggu II ini. Secara umum proses persiapan kepala sekolah bersama guru dalam mulai belajar hingga ada pada tataran implementasi pada Minggu II ini, masih dalam kategori proses belajar mengimplementasikan. Apapun kondisinya itulah yang terbaik dilakukan dan hasil yang dirasakan saat ini. Walau belum banyak, tetapi niat dan arah mencapai tujuan telah mulai dilaksanakan. Kepala sekolah dalam hal ini memiliki kepentingan besar dalam memantau, mengrefleksi dan mengevaluasi program yang telah berjalan sehingga progresnya tetap meningkat setiap saat.
Perasaan suka dan duka dalam mengawal implementasi Kurikulum Merdeka merupakan tantangan sendiri. Semua progres capaian hingga hari ini, walau belum optimal, tetapi telah memantik motivasi diri kepala sekolah untuk tetap bergerak. Gerakan mengawal proses, merupakan pekerjaan berat, terutama dari sisi konsistensi dan keberlanjutan. Sebaik apapun program dan perencanaan yang telah disusun akan gagal pada akhirnya jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Hal ini sudah barang tentu memerlukan pengorbanan terutama dari sisi waktu pelaksanaan. Waktu yang padat merayap di tengah kesibukan saya selaku kepala sekolah dalam berpartisipasi dalam bidang pendidikan, melalui keterlibatan dalam berbagai program dan organisasi, telah membuat diri menjadi lebih cekatan dalam memilah, menimbang dan mengatur strategi dan waktu mengerjakan tugas. Seperti halnya dalam menulis laporan refleksi ini, sangat memerlukan waktu dan tenaga ekstra.Â
Tantangan seberat apapun bukan merupakan permasalahan besar jika kita memiliki konsep dalam mengatasinya. Lahirnya konsep dari proses pengalaman belajar merefleksikan strategi pengelolaan sekolah yang telah dilakukan. Tanpa strategi yang baik dan jitu dalam mengatur waktu terhadap banyaknya beban tugas, maka kita tidak akan menemukan skala prioritas yang harus dikerjakan. Maka kekhawatiran program dan rencana yang dijalankan tanpa pertimbangan yang matang yang fokus, Kesibukan kepala sekolah saat ini dalam upaya menjabarkan kegiatan tanpa rasa takut dan tekanan, maka sudah pasti akan melahirkan kebijakan sekolah yang kreatif dan inovatif. Kondisi ini jika diterapkan pada guru maka juga akan berdampak pada guru yang mampu menyelenggarakan pembelajaran yang berdampak pada siswa.
Penutup
Demikianlah refleksi Minggu II, 18 – 23 Juli 2022, baik dari sisi guru, siswa dan kepala sekolah. Kegiatan menulis refleksi ini selain memperkuat konsep yang telah dikuasai, juga pada kesempatan yang sama memotivasi secara positif terhadap guru dalam merancang pembelajaran yang berdampak pada siswa. Fokus pembelajaran yang dilakukan agar berdampak pada siswa merupakan cita-cita Kurikulum Merdeka.
Maka dari itu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan progres capaian implementasi Kurikulum Merdeka tetap menjadi prioritas dalam pengelolaan sekolah saat ini. Walaupun banyak tugas tambahan yang harus dilakukan, tetapi sepanjang pemahaman dan kepedulian kita dapat jaga dan tingkatkan, maka harapan untuk mewujudkan Visi, Misi dan tujuan dapat dilaksanakan.Â
Pedoman

JADWAL PELAJARAN
Dokumentasi
Kegiatan Upacara Bendera
Kegiatan kebersihan oleh siswa

Kegiatan Senam Pagi
Kegiatan Belajar MengajarÂ
Kegiatan Pelatihan Gerak Jalan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Minggu III (01 ~ 06 Agustus 2022)

KELAS I
KELAS II

KELAS III

KELAS IV

KELAS V

KELAS VI
RPP AGAMA HINDU & BUDI PEKERTI

KELAS I

KELAS II

KELAS III
RPP PJOK

Kelas I

Kelas II

Kelas III

Kelas IV

Kelas V
