MINGGU II

(17-22 JANUARI 2022)

Laporan Minggu II (17 ~ 22 Januari 2022)

Pengantar

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

DALAM PERSEPEKTIF REFLEKSI

Laporan Minggu II ( 17 ~ 22 Januari 2022)

Pengantar

Ketertinggalan Indonesia dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tidak terlepas dari kemunduran SDM kita akibat kemampuan literasi dan numerasi yang rendah, Rendahnya hasil PISA Indonesia dibandingkan negara lain merupakan salah satu indikasinya. Masalah ini harus menjadi perhatian semua pihak, terutama pemerintah dalam kebijakan terbarunya melalui terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan Indoensia.

Pada Pasal 6 yang mengatur tentang Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar difokuskan kepada 3 hal yaitu:

1. Persiapan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia

2. Penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

3. Penumbuhan kompetensi literasi dan numerasi peserta didik untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Berdasarkan hal itu maka pengembangan Profil Pelajar Pancasila untuk membekali peserta didik sikap dan karakter dalam menjalin hubungan sosial kemasyarakatan yang positif. Sehingga peserta didik sebagai bagian dari masyarakat sosial mampu memainkan peran sebagai solusi atas masalah yang mereka dan orang lain hadapi. Dalam rangka mencapai hal itu pengembangan skill dan kompetensi yang bersifat adaptif harus diwujudkan. Perwujudan skill dan kompetensi di era Abad 21 menjadikan literasi dan numerasi sebagai modal utama. Pencapaian itu merupakan modal bagi peserta didik untuk siap menjadi solusi atas masalah yang dihadapinya dan juga menjadi solusi atas masalah yang dihadapi orang lain.

Penumbuhan karakter seperti itu harus diawali dengan karakter pendidiknya terlebih dahulu. Keberhasilan guru dalam membelajarkan siswa juga tetap harus didasari dengan semangat bahwa kehadiran guru adalah solusi bagi diri, siswa dan lingkungan komunitas pendidikan. Maka dari itu keberhasilan guru dalam membelajarkan siswa adalah ketika mampu menjadi solusi bagi permasalahan belajar yang dialami siswa. Atas dasar itu kompetensi dan

skill guru harus juga seiring sejalan serta senafas dengan gerakan mengembangkan karakter Profil Pelajar Pancasila melalui pengembangan literasi dan numerasi.

Pengembangan literasi dan numerasi baik sebagai bagian dari solusi yang dihadirkan guru baik kepada siswa dan komunitas pendidikan lainnya, salah satunya diwujudkan dengan kegiatan refleksi berkelanjutan. Kegiatan refleksi baik tertulis maupun tidak tertulis yang dilakukan guru adalah salah satu cara mengembangkan cara guru dalam mengkomunikasikan masalah yang dihadapi terutama kepada kepala sekolah. Melalui refleksi yang memiliki konten lebih melihat kelebihan dari pada membesar-besarkan kesalahan adalah salah satu strategi dalam mengembangkan gerakan refleksi berkelanjutan di SD Negeri 7 Subagan melalui salah satu program yang disebut Superfleksibel.

Berikut disajikan Supervisi Refleksi Pembelajaran (Superfleksibel) yang dilaksanakan secara berkelanjutan di SD Negeri 7 Subagan yang dilakukan untuk mewujudkan visi pemerintah sesuai Peraturan Pemerintah No 4 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pertanyaan yang diajukan kepada guru melalui Whatsapp Group adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses Bapak/Ibu melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah di kelas masing-masing?

2. Sejauhmana usaha Bapak/Ibu dalam melaksanakan gerakan literasi dinding kelas?

3. Bagaimana capaiannya ? (Ungkapkan capaian dengan angka, misalnya : 12 orang dari 19 orang siswa mampu menceritakan dengan baik bacaan yang telah dibaca)

4. Masalah apa yang Bapak/Ibu hadapi dalam upaya melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah di kelas?

5. Hal baik apa yang telah Bapak/Ibu alami, dan berkeinginan hal itu terualng lagi pada esok dan seterusnya?