MINGGU V

07 -12 PEBRUARI2022

Laporan Minggu V (07~ 12 Pebruari 2022)

Pengantar

Alangkah berdosanya kita sebagai guru, kalau sekedar mampu memberikan siswa keahlian menjawab soal, sementara tantangan yang nyata mereka hadapi di masa depan

adalah menjawab persoalan hidup

SOAL DAN PERSOALAN

DALAM RANAH PEMBELAJARAN

REFLEKSI MINGGU V (7-12 Pebruari 2022)

Pendahuluan

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi yang telah menghapus Ujian Nasional merupakan sebuah kebijakan nasional yang sangat strategis dalam upaya memerdekakan pendidikan Indonesia. Karena Ujian Nasional yang bertujuan memetakan kompetensi peserta didik yang berstandar nasional, telah banyak melahirkan praktik-praktik kependidikan yang justru menyesatkan. Pemetaan mutu pendidikan yang diharapkan dapat terekam dari Ujian Nasional justru melahirkan peserta didik dalam proses belajar bertujuan untuk mendapatkan hasil berupa nilai yang baik. Akhirnya bukan kompetensi yang dapat diraih siswa ketika selesai belajar pada suatu jenjang pendidikan tetapi semuanya berkiblat pada nilai.Apalagi nilai tersebut dijadikan salah satu syarat untuk mendapatkan sekolah pavorit ketika melanjutkan sekolah.

Hal ini justru telah merubah orientasi pedidikan untuk memperoleh nilai dari pada memperoleh kompetensi yang berupa skill dan karakter yang dapat dijadikan bekal hidup saat menyelesaikan pendidikan pada suatu jenjang, pendidikan. Hal ini diperparah lagi ketika upaya memperoleh sekolah pavorit yang dijadikan tujuan, yang akhirnya banyak melahirkan bimbingan-bimbingan belajar yang fokus kepada melatih bagaimana siswa dapat menjawab soal. Sehingga sebagian besar proses pendidikan adalah terdiri dari kegiatan menjawab soal-soal. Hal ini telah terjadi puluhan tahun, bahkan merajalela yang menyebabkan elemen pendidikan formal termasuk guru akhirnya terjebak kepada rutinitas pembelajaran yang berorientasi mengembangkan kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal secara instan.

Sementara itu sekolah hanya dilihat sebagai suatu organisasi dimana guru dalam membelajarkan siswa yang lebih dominan berkegiatan untuk melatih siswanya terampil menjawab soal. Sehingga tak heran selama Ujian Nasional dilaksanakan telah berjamuran munculnya lembaga bimbingan belajar untuk melatih siswa terampil menjawab soal. Sementara lembaga sekolah formal yang mengemban misi mengembangkan karakter dan skill berdasarkan kompetensi yang dipersyaratkan akhirnya terjebak kepada tuntutan agar siswa-siswanya memperoleh nilai tinggi. Maka ketika mereka bersaing secara nyata di dunia kerja, akan sangat terasa, mereka yang berhasil belajar sekaligus menumbuhkan skill dan karakternya akan lebih unggul dari mereka yang sekolah sekedar untuk memperoleh nilai. Maka pengangguran lulusan terdidik, atau penyaluran kerja bagi lulusan pendidikan terkadang tidak relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

Sebagian besar siswa yang telah tamat akan memperoleh pekerjaan dan mulai belajar dari awal di tempat kerja, bahkan sebagian pekerjaan diambil tidak relevan dengan pendidikan yagn telah diperoleh. Sebagian lulusan sarjana rela bekerja pada bidang pekerjaan yang membutuhkan skill rendahan, sementara mereka yang tidak menamatkan pendidikan mendapatkan tempat yang layak disuatu perusahaan atau bahkan pemilik perusahaan. Keahlian, karakter dan skill mereka kebanyakan diperoleh ketika memasuki dunia kerja, sementara yang mereka dapatkan dari bangku sekolah, hanya sekedar legaliatas bahwa mereka telah pernah bersekolah.

Disiniah letak perbedaan antara pendidikan yang hanya melatih siswanya untuk memiliki skill menjawab soal, dengan pengelaman nyata di lapangan dalam bentuk upaya menyelesaikan persoalan dan masalah dalam rangka pengambilan suatu keputusan. Soal yang dihadirkan di sekolah dalam ulangan, sangat menyederhanakan persoalan nyata lapangan yang akan mereka hadapi pada kehidupan nyata. Rekayasa persoalan di lapangan yang dihadirkan menjadi soal ulangan di kelas, ternyata menjauhkan kesan bermakna dari sebuah proses pembelajaran. Melatih soal-soal yang dilakukan sebagian besar guru selama ini, telah menjebak guru-guru untuk mengajar praktis dan instan, untuk tujuan siswa memperoleh nilai baik. Padahal tujuan pembelajaran sebenarnya adalah untuk membentuk anak-anak memiliki karakter dan skill melalui perolehan pengalaman belajar bermakna. Pengalaman belajar bermakna adalah proses belajar yang mendorong siswa memperoleh pengalaman belajar dari persoalan nyata sehingga peserta didik dapat mengembangkan skill dan karakternya.

Pada deskripsi laporan Refleksi Minggu V di bawah ini akan digambarkan bagaimana upaya guru melaksanakan dan merencanakan kembali proses pembelajaran yang berpusat pada murid dengan mengedepankan aktivitas pemerolehan pengalaman belajar. Pemerolehan pengalaman belajar yang bermakna dapat dilakukan jika guru mampu melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang memanfaatkan media dan situasi lingkungan belajar yang mendekati fakta sebenarnya. Pada kondisi tertentu, guru memang harus memanipulasi lingkungan belajar jika keadaan tidak memungkinkan, tetapi tetap sedapat mungkin guru dapat mendekatkan situasi belajar ke arah memperoleh pengalaman nyata. Hal inilah yang diharapkan dapat dilakukan pada proses pembelajaran yang menggunakan Kurikulum Paradigma Baru. Guru selalu diharapkan mampu menghadirkan pembelajaran yang menghadirkan tantangan belajar, melalui pemerolehan pengalaman belajar bermakna dan kontekstual.

Berlanjut ke bagian akhir laporan....


Pedoman

SALINAN SKB 4 MENTERI 21DES2021.pdf

Salinan SKB 4 Menteri

Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019

Materi_Kemendikbudristek_-_Penyesuaian_Kebijakan_PTMT_SKB_4_Menteri.pdf

Penyesuaian SKB 4 Menteri tentang

Panduan Pembelajaran di masa

Pandemi Covid-19

PENGUMUMAN PTM KE PJJ.pdf

Pengumuman

Pelaksanaan Pembelajaran Diskresi PTM ke PJJ di SD Negeri 7 Subagan

Panduan Karangasem.pdf

Surat Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan & Olahraga Kab. Karangasem

Tentang Koordinasi Kesiapan Penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19

Dokumentasi

Kunjungan ke rumah siswa kelas III oleh Guru Wali

Hari/Tanggal : Kamis/10 Pebruari 2022

Kunjungan ke rumah siswa kelas V oleh Guru Wali

Hari/Tanggal : Kamis/10 Pebruari 2022

Kunjungan ke rumah siswa kelas IV oleh Guru Wali & Guru Mapel PJOK

Hari/Tanggal : Kamis/10 Pebruari 2022

Kunjungan ke rumah siswa kelas I oleh Guru Wali & Guru Mapel PJOK

Hari/Tanggal : Rabu/09 Pebruari 2022

WhatsApp Video 2022-02-09 at 09.58.43.mp4
WhatsApp Video 2022-02-09 at 10.00.09.mp4
WhatsApp Video 2022-02-09 at 10.00.53.mp4

Kunjungan ke rumah siswa kelas II oleh Guru Wali & Guru Mapel Agama Hindu

Hari/Tanggal : Rabu/09 Pebruari 2022

Kunjungan ke rumah siswa kelas VI oleh Guru Wali & Guru Mapel Agama Hindu

Hari/Tanggal : Rabu/09 Pebruari 2022

Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh

WhatsApp Video 2022-02-08 at 20.29.26.mp4
WhatsApp Video 2022-02-08 at 20.29.27.mp4

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Minggu VI (14 ~ 19 Pebruari 2022)

RPP Kls_1, Sm_2, Minggu_VI.pdf

RPP KELAS I

RPP Kls_2, Sm_2, Minggu_VI.docx

RPP KELAS II

RPP Kls_3, Sm_2, Minggu_VI.docx

RPP KELAS III

RPP Kls_4, Sm_2, Minggu_VI.docx

RPP KELAS IV

RPP Kls_5, Sm_2, Minggu_VI.docx

RPP KELAS V

RPP Kls_6, Sm_2, Minggu_VI.docx

RPP KELAS VI

RPP MAPEL AGAMA HINDU

RPP AH Kls_1 Sm_2, Minggu VI.docx

RPP KELAS I

RPP KELAS 2 AGAMA HINDU MINGGU I.docx

RPP KELAS II

RPP KELAS 3 MINGGU KE VI AGAMA HINDU.docx

RPP KELAS III

RPP AgamaHindu_Kls_4, Sm_2, Minggu_VI.docx

RPP KELAS IV

RPP AgamaHindu_Kls_5, Sm_2, Minggu_VI.docx

RPP KELAS V

RPP AgamaHIndu_Kls_6, Sm_2, Minggu_VI.docx

RPP KELAS VI

RPP MAPEL PJOK

RPP Daring Minggu V KLS 1.docx

RPP KELAS I

RPP Daring Minggu V KLS 2.docx

RPP KELAS II

RPP Daring Minggu V KLS 3.docx

RPP KELAS III

RPP Daring Minggu V KLS 4.docx

RPP KELAS IV

RPP Daring Minggu V KLS 5.docx

RPP KELAS V

RPP Daring Minggu V KLS 6.docx

RPP KELAS VI

Refleksi

Refleksi Minggu V.pdf